Purwokertokita.com – Malam 17 Agustus 2016 menjadi momen bersejarah bagi warga Desa Selandaka Kecamatan Sumpiuh Banyumas. Puluhan pasang mata nampak tegang menyaksikan siaran langsung pertandingan bulutangkis dari arena Olimpiade Rio di Brazil melalui layar lebar.
Sesekali ketegangan nampak dari wajah penyaksi sejarah dalam momen penting perjalanan pemuda asal Desa Selandaka, Tontowi Ahmad, yang membawa misi mengharumkan nama bangsa dan negara di medan laga.
Suasana tegang pun juga nampak dari raut muka Muhammad Husni Muzaitun yang menyaksikan perjuangan putra bungsunya berlaga dalam nomor ganda campuran di ajang olahraga bergengsi tingkat dunia di Riocentro Pavilion 4. Bersama istri tercintanya, Masruroh, Husni menyaksikan ketegangan pertandingan sang anak yang ditayangkan langsung melalui televisi swasta nasional tersebut.
Tak lama, sujud syukur pun dilakukan usai sang kebanggaan keluarga, berhasil menjadi yang terbaik dan menyelesaikan misi emas di ajang olahrga dunia empat tahunan tersebut. “Tadi malam (17/8) dan kemarinnya saya paksakan untuk melihat (pertandingan bulutangkis). Baru tadi malam nonton semuanya,” kata mantan Kepala Desa Selandaka beberapa waktu silam, Kamis (18/8).
Selama ini, kala pertandingan anaknya disiarkan langsung, Husni memilih untuk tidak melihat. Ia mengaku tidak kuat hati menyaksikan anaknya bertanding membela kehormatan negara yang berada di pundak anaknya dalam ajang bulutangkis.
Husni bercerita, pernah suatu ketika pertandingan anaknya disiarkan secara langsung. Kala itu, tetangga dan warga sekitar rumahnya menonton di halaman depan.
Namun, ia memilih untuk merapat ke Masjid Tambak untuk mendoakan agar Owi menjadi juara. “Kalau di Senayan nonton langsung, saya juga seperti itu sambil membaca yasin. Nggak tegel saya,” ucap Husni yang pernah mondok di Gontor.
Bagi kedua orang tua Tontowi Ahmad, kekuatan doa selalu mengiringi setiap laga yang dimainkan anaknya di ajang internasional untuk mengemban misi mengibarkan sang merah putih. Ritual doa pun selalu dipanjatkan sebelum pertandingan anaknya dilaksanakan.
“Biasanya persiapan saat Owi mau bertanding pasti berdoa. Biasanya, berdoa dan salat. Tetapi biasanya ditambah tidak hanya salat saja, biasanya tambah amalan ayat kursi dan salat hajat juga,” sambung sang ibu Masruroh.
Hasil positif tersebut pun berdampak pada prestasi sang anak. Raihan prestasi kerap ditorehkan Tontowi Ahmad yang berduet dengan Liliyana Natsir dalam nomor ganda campuran olahraga bulutangkis. Pasangan ganda campuran yang sempat menjadi jawara dunia di tahun 2013 pun melengkapi prestasinya dengan torehan medali emas pertama mereka di ajang Olimpiade Rio 2016 usai mengalahkan pasangan ganda campuran asal Malaysia, Peng Soon Chan/Liu Ying Goh, dalam waktu sekitar 45 menit.
Usai kemenangan tersebut, Owi tak lupa mengabarkan orang tuanya melalui sambungan telepon. Menurut Husni, tak lama usai berpelukan dengan sang pelatih, Richard Mainaky, Owi berinisiatif menelepon sang ayah.
“Setelah selesai sama pelatih langsung telepon saya, bilang ‘Alhamdulillah menang’. Kabari menang sebentar saja, katanya ini mau naik podium,” ujar Husni yang kini bisa berbangga, anaknya mengharumkan nama Indonesia.