Awas! Penyakit Leptospirosis Merebak di Banyumas

Peristiwa203 Dilihat
Rabu (29/3), Kepala Puskesmas II Kecamatan Cilongok, Basuki Rahmat melaksanakan penyuluhan tentang kewaspadaan dini pencegahan penyakit leptospirosis di MI Ma’arif NU 2 Langgongsari, Cilongok, Banyumas. (dok Fajar Pujianto)

Purwokertokita.com – Belakangan ini penyakit lettospirosis tengah menjadi perbincangan banyak orang. Penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit kencing tikus, karena penyebarannya melalui kencing tikus dan menyebar melalui bakteri Leptospira.

Rabu (29/3), Kepala Puskesmas II Kecamatan Cilongok, Basuki Rahmat melaksanakan penyuluhan tentang kewaspadaan dini pencegahan penyakit leptospirosis. Dilaksanakan di MI Ma’arif NU 2 Langgongsari, Cilongok, Banyumas, ratusan siswa dari kelas 3 sampai 6 mengikuti kegiatan tersebut.

Menurut Basuki Rahmat, penyakit leptospirosis sudah memakan korban di Kecamatan Cilongok dan wilayah Kabupaten Banyumas lainnya. “Penyakit ini sudah merambah ke Kecamatan Cilongok, di Desa Panusupan sudah ada satu korban,” katanya.

Penyakit leptospirosis, menyerang berbagai kalangan. Mulai dari petani sampai analisis dam, dari balita, anak muda, hingga orang tua.

Berbagai jenis tikus ada di sekitar kita, mulai dari tikus rumah, tikus got dan bahkan tikus sawah. Selain itu penyebaran penyakitnya pun sangat mudah ditemui. Mulai dari gigitan atau air ludah, air kencing tikus, kotoran tikus, darah tikus dan pinjal tikus,” ungkapnya.

Basuki juga menjelaskan, banyak cara agar penyakit tersebut tidak merebah. Pencegahannya adalah dengan memelihara kebersihan lingkungan, menyimpan makanan agar terhindar dari tikus, mencuci tangan sebelum makan, mencuci kaki sehabis bekerja di sawah dan membersihakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tikus, terutama yang berada di sekitar kita.

Pengendalian tikus bisa dilakukan secara fisik semisal gropyokan, perangkap hidup, perangkap mati, TBS, dan berburu tikus. Bisa juga dilakukan secara biologi atau hayati sebagai contoh ular, anjing dan sebagainya. Adapun secara kimiawi bisa dilakukan dengan umpan beracun, fumigasi, zat penarik, zat penolak, dan pemandul,” sambungnya.

Adib Khusen, selaku kepala MI Ma’arif NU 2 Langgongsari kecamatan Cilongok, menyambut baik penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Ini sangat penting, karena tanpa kita sadari penyakit tersebut berada di sekitar kita. Alangkah baiknya mengetahui sejak dini, agar kita bisa mencegah dan mengendalikan penyakit tersebut. Selain itu anak-anak sekarang mendapat pelajaran dan tugas baru, yaitu turut mensosialisasikan pencegahan penyakit tersebut,” ungkapnya seusai kegiatan.

Penulis : Fajar Pujianto / Pendidik di MI Ma’arif NU 2 Langgongsari

Tinggalkan Balasan