Menanti Kedatangan Pimpinan FPI di Cilongok

Ombudsman180 Dilihat
Pro dan kontra kehadiran Imam Besar FPI Habib Rizieq Al Shihab di Banyumas belum juga usai. Padahal Ketua Panitia Kyai Slamet Suaidi menegaskan kehadiran Habib Rizieq tidak mengagendakan pelantikan pengurus FPI Banyumas. (Kang Didin/Purwokertokita.com)
Pro dan kontra kehadiran Imam Besar FPI Habib Rizieq Al Shihab di Banyumas belum juga usai. Padahal Ketua Panitia Kyai Slamet Suaidi menegaskan kehadiran Habib Rizieq tidak mengagendakan pelantikan pengurus FPI Banyumas. (Kang Didin/Purwokertokita.com)

Sudah barangtentu kedatangan Habib Rizieq Shihab dalam safari dakwahnya menuju Cilongok menuai pro-kontra. Sebagai pimpinan tertinggi ormas Front Pembela Islam (FPI), tentu banyak yang mengecam aksi sweeping dan aksi-aksi ekstrim lainya yang mereka lakukan, bahkan kadung terlanjur melekat pada tubuh ormas ini.

Pun demikian, tak sedikit bagian dari masyarakat yang seideologi dengannya, atas dasar amar ma’ruf nahi munkar. Sebagai warga cilongok, yang kebetulan menjabat Ketua II Pengurus Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PAC IPNU) Cilongok, tentunya banyak pertanyaan yang ada dalam pikiran.

Apa kita harus menolak ke”rawuhan“nya? Tentu, jelas saya katakan tidak. Sebab, tak ada tuan rumah yang menolak tamunya, kalau datang dengan baik-baik. Lalu, bagaimana dengan isu yang mengatakan kedatangannya berkaitan dengan pendeklarasian FPI Wilayah Banyumas? Itu juga tidak menjadi masalah saya pribadi dengan FPI-nya, tapi aksi premanismenya jelas kita tolak.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya menjadi tugas siapakah untuk menertibkan tempat-tempat lokalisasi, karaoke, perjudian dan segala simbol kemaksiatan yang selama ini kerap dilakukan ormas FPI? Tentunya itu adalah tugas aparat pemerintah, dalam hal ini adalah aparat kepolisian. Lalu, kenapa ormas ini langsug “menyikat” lokalisasi kenapa tidak memaksa pihak kepolisian, kalau memang pihak polisi terlalu lama bertindak?

Aksi kekerasan ini tentu tidak akan menyelesaikan masalah, sebaliknya malah menimbulkan masalah baru. Terlebih pada citra Islam yang tentunya akan sangat dirugikan. Saya ulangi lagi sangat dirugikan. Pandangan umat agama lain pun tentunya juga berbuah buruk dengan aksi seperti itu.

Apalagi, sekarang pemberitaan media begitu gencar. Tentunya mereka akan mempertanyakan kesan Islam sebagai agama yang cinta damai. Hemat kata, dibalik semua itu mucul pula pertanyaan, adakah sosok yang memang sengaja merencanakan jatuhnya citra Islam?

Kembali ke persoalan kedatangan “Kang Rizieq” yang isunya akan bersilaturrahim ke-Cilongok pada tanggal 23 Februari 2016 di komplek masjid Al-Huda Cilongok, saya sarankan bertamu ya bertamu saja. Jangan bawa-bawa ormasmu, apalagi menjatuhkan ormas lain dan panjenengan siap menjamin laskar pembela untuk tidak berulah.

“Nuansa keasrian Cilongok tak seharusnya rusak HANYA karena ulahmu, bib”. Demikian pernyataan saya selaku ketua II PAC IPNU kecamatan Cilongok. Dan pernyataan ini juga segaris lurus dengan pernyataan secara organisasi PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Cilongok.

 

Khafidz Syabani
Ketua II PAC IPNU Cilongok

Tinggalkan Balasan