Uniknya inovasi silinder mini dari bahan bekas ala Sariman

Ragam289 Dilihat
Silinder buatan Sariman warga Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Cilacap digunakan untuk pengaspalan di salah satu pengisian bahan bakar di Kecmatan Kedungreja. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Silinder buatan Sariman warga Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Cilacap digunakan untuk pengaspalan di salah satu pengisian bahan bakar di Kecamatan Kedungreja.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Sepintas mendengar nama Sariman, warga Desa Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, pastinya terasa bukan siapa-siapa bagi masyarakat kebanyakan. Sosok ayah empat anak yang hanya mengenyam pendidikan hingga madrasah tsanawiyah, itu pun tak tamat, mungkin akan dianggap sebelah mata bagi sebagian warga.

Namun, siapa yang mengira, suami dari Romyati ini mampu berkreasi dengan barang bekas yang sejak lama dikumpulkannya. Tak tanggung-tanggung, satu roller yang biasa digunakan untuk pengaspalan atau biasa disebut silinder, diciptakan Sariman dalam jangka waktu dua bulan.

Ketertarikannya dengan elektronika membuat pria berusia 38 tahun ini mulai mencoba berbagai inovasi dari barang bekas. “Sebenarnya bikin silinder ini karena melihat jalan berlubang di depan rumah. Dalam-dalam sekali, kemudian terlintas untuk membuat silinder,” katanya saat ditemui Purwokertokita.com, beberapa waktu lalu.

Dua bulan lalu, katanya, pekerjaan tersebut dimulai dengan dibantu temannya. “Tetapi teman saya hanya membantu selama dua hari, setelah itu saya kerjakan sendiri,” ujarnya ditengah proyek garapan pembuatan aspal pertamanya di pengisian bensin umum yang berada di Jalan Raya Kedungreja, Cilacap.

Berbagai mesin bekas, mulai kompresor bekas pompa angin, mesin pompa air, rotary traktor hingga keran dan pipa plastik dirancangnya menjadi silinder mini. Diakuinya, proyek pembuatan silinder mini tidak langsung jadi begitu saja.

“Pernah gagal juga dan banyak masukan dari beberapa orang. Terutama untuk mesin penggetarnya, karena kurang berat,” katanya sambil membuka kap depan silinder berisi pasir padat.

Sariman membuka kap depan silinder mini yang berisi pasir. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Sariman membuka kap depan silinder mini yang berisi pasir.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Ide Sariman yang menarik, justru terlihat jelas saat membuka beberapa bagian silinder yang berisi mesin sederhana. “Kalau dilihat semua bahan yang digunakan adalah barang bekas, hanya lakher, pipa dan kran saja yang saya beli baru,” katanya.

Ia menceritakan, bagian roda menggunakan pipa pertamina yang dibelinya di toko loak. Pada bagian roda ini, terlihat velg mobil yang ditambahi plat untuk mencengkeram pipa besi. “Kalau pake bekas drum, nggak bagus hasilnya. Makanya pakai pipa besi bekas pertamina dan velg-nya itu dari bekas mobil carry,” jelasnya.

Tak hanya itu, setir kemudi dan pedal pun menggunakan bekas kendaraan yang sama. Selain bagian kemudi, untuk menyalakan mesin silinder, serupa dengan menyalakan mesin kompresor.

Untuk membentuk body silinder, Sariman membelah bekas plat bekas generator dan menutupi beberapa bagian alat yang diciptakannya. “Kebetulan platnya ada yang sesuai ukurannya dengan kap depan, sehingga sisanya tinggal dipotong-potong saja,” lanjutnya.

Silinder mini ini pun diujicobakan untuk menutup lubang jalan yang ada di depan rumahnya pada Minggu (14/2) lalu. Saat itu, ia membeli batuan kapur untuk menutup lubang jalan. “Hasilnya ternyata bagus, banyak warga yang kaget alat ini bisa bekerja dan menutup lubang,” katanya.

Bagian mesin depan silinder mini Sariman menggunakan pompa air bekas. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Bagian mesin depan silinder mini Sariman menggunakan pompa air bekas.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Menurut Sariman, saat ini alat ciptaannya masih boros lantaran konsumsi bahan bakarnya masih menggunakan premium. “Butuh empat liter bensin untuk penggunaan selama empat jam. Mungkin kalau menggunakan solar akan lebih irit lagi,” jelasnya.

Meski begitu, ia mengaku alat ciptaannya ini akan terus dikembangkan. “Yang jelas, kalau nanti ada keinginan untuk membuat lagi, saya tidak akan membongkar alat yang ada saat ini,” katanya.

Menurut pengakuannya, saat ini sudah ada beberapa orang yang menawarkan untuk membeli alat ciptaan yang dibuat dengan menghasilkan dana sekitar Rp 15 juta tersebut. “Kemarin ada yang nawar, tetapi saya tolak. Bahkan, ada yang menghubungi saya untuk pembicaraan mengenai silinder ini,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan