Mengenal Owa Jawa di Lereng Gunung Slamet

Lingkungan, Rehat266 Dilihat
Seekor Owa Jawa sedang bergelantungan di dahan pohon di hutan lereng Gunung Slamet. Owa Jawa dan Elang Jawa masuk daftar merah satwa yang terancam punah karena populasinya yang terus menurun. Dua satwa ini masih bisa ditemukan di hutan Gunung Slamet. (Biodiversity Society Banyumas)
Seekor Owa Jawa sedang bergelantungan di dahan pohon di hutan lereng Gunung Slamet. Owa Jawa dan Elang Jawa masuk daftar merah satwa yang terancam punah karena populasinya yang terus menurun. Dua satwa ini masih bisa ditemukan di hutan Gunung Slamet. (Biodiversity Society Banyumas)

Purwokertokita.com – Owa jawa (Hylobates moloch) adalah sejenis primata anggota suku Hylobatidae. Primata ini merupakan salah satu binatang yang masih bisa dilihat di lereng Gunung Slamet.

Adalah Apris Nur Rakhmadani, pegiat Biodiversity Society Banyumas yang sering melakukan pendataan dan pengamatan primata ini. Menurut dia, Owa Jawa harus dilindungi keberadaannya karena populasinya semakin sedikit di dunia ini.

Owa jawa tidak memiliki ekor, dan tangannya relatif panjang dibandingkan dengan besar tubuhnya. Tangan yang panjang ini diperlukannya untuk berayun dan berpindah di antara dahan-dahan dan ranting di tajuk pohon yang tinggi, tempatnya beraktifitas sehari-hari. Warna tubuhnya keabu-abuan, dengan sisi atas kepala lebih gelap dan wajah kehitaman.

Hylobates moloch tergolong salah satu primata yang paling terancam kepunahan. Organisasi konservasi dunia IUCN memasukkannya ke dalam kategori Genting (EN, endangered) dengan peluang sebesar 50% bahwa hewan ini akan dapat punah dalam satu dekade mendatang.

Ancaman kepunahan terutama datang dari hilangnya habitat akibat pembukaan hutan untuk berbagai keperluan. Di samping itu, anak-anak owa kerap ditangkapi (jika perlu dengan membunuh induknya lebih dulu) untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai hewan timangan bergengsi.

Berikut lima fakta tentang Owa Jawa.

1. Owa Jawa merupakan satwa yang setia. Iya, dalam hidupnya satwa ini hanya akan memiliki satu pasangan hidup saja. Berbeda dengan kawan-kawannya yang lain, satwa ini monogami permanen. Jadi, kalo salah satu pasangannya diburu, apa yang terjadi dengan pasangannya yang lain? Seperti itulah. So sweet ya.

2. Owa Jawa merupakan penebar benih yang baik. Nah, makanan Owa Jawa ini adalah buah-buahan atau istilahnya frugivora (pemakan buah-buahan). Tentunya, feses yang doi keluarkan akan tersebar sebagai benih seiring dengan pergerakan Owa Jawa. Semakin jauh pergerakan Owa Jawa, tentunya semakin luas juga persebaran benih dari tanaman yang sudah doi makan. Intinya, selalu ada regenerasi hutan. Baik bukan bagi Bumi ini?

3. Owa Jawa gesit dan memiliki nyanyian merdu. Ya, pergerakan Owa Jawa tergolong gesit terlebih ketika doi lagi bergelantungan di dahan dan ranting pohon. Selain itu, ketika memulai aktivitasnya di pagi hari, Owa Jawa selalu mengeluarkan suara-suara seperti nyanyian. Dan bagi para pendaki ataupun peneliti di hutan, nyanyian Owa Jawa ini khas dan unik sehingga dianggap paling merdu dibandingkan dengan kera lainnya.

4. Owa Jawa si Raja Pohon. Maksudnya, hampir selama hidupnya Owa Jawa ini selalu diam diatas pohon alias arboreal sejati. Namun, walaupun begitu Owa Jawa mampu dan sering berjalan dengan menggunakan kedua kakinya. Ya, doi mampu berjalan tegak tanpa menggunakan tangannya. Keren kan?

5. Owa Jawa memprihatinkan! Seperti yang udah disebutkan diatas, satwa ini tergolong satwa yang terancam punah. Selain itu, menurut CITES satwa ini termasuk Appendix 1 yang artinya tidak bisa diperjualbelikan sama sekali,

Tinggalkan Balasan