Purwokertokita.com – Program Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2016 bakal digelar pada 20 titik. Tak kurang dari 20 desa di Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara dan Banyumas menjadi panitia lokal untuk pemutaran film peserta kompetisi film pelajar ini.
Pegiat FFP Asep Triyatno mengatakan, pada FFP 2016 ini, sejak tahun 2015 lalu, titik pemutaran layar tanjleb ditambah dari 18 menjadi 20 lokasi ini. Hal iniĀ disebabkan banyaknya peminat Layar Tanjleb setiap tahun.
“Penontonnya selalu membludak. Tahun lalu penonton terbanyak ada di Desa Karangjati, Kecamatan Susukan, Banjarnegara. Di sana, panitia paling siap menyelenggarakan pesta rakyat semacam ini,” kata dia, Rabu (10/2).
Dia mengatakan, panitia FFP 2016 ingin membuka kesempatan seluasnya bagi masyarakat atau pecinta film yang berkeinginan disinggahi program ini. Program Layar Tanjleb sendiri merupakan pemutaran film layar tancap keliling desa di wilayah Banyumas Raya dengan mengundang masyarakat luas untuk berpartisipasi
Menurut Asep, pada program ini, diputar kompilasi film pendek dan panjang/bioskop yang diambil dari Program Kompetisi dan Non-Kompetisi. Lokasi program Layar Tanjleb FFP 2015 berdasarkan usulan masyarakat Banyumas Raya ke alamat situs www.clcpurbalingga.id .
Dia menambahkan, setelah diusulkan, lokasi yang disiapkan untuk program unggulan ini akan disurvey oleh panitia. Layar Tanjleb sendiri akan dimulai pada 30 April dan berakhir pada 28 Mei 2016 saat pemutaran film dalam ruangan.
“Bagi siapa yang tertarik bekerja sama, desa atau wilayahnya dijadikan lokasi Layar Tanjleb, silakan mengirim nama, alamat lengkap, dan nomor seluler kepada kami untuk kemudian kami survey,” ujarnya.
Sementara itu, Manajer FFP Nanki Nirmanto, mengungkapkan, selain program Layar Tanjleb, FFP 2016 masih membuka Kompetisi Film Pendek Pelajar dan program Non-Kompetisi. Program kompetisi diikuti oleh pelajar Se-Banyumas Raya. Sedangkan untuk program Non-Kompetisi ini dimaksudkan untuk memberi ruang apresiasi bagi karya-karya milik masyarakat umum namun belum didistribusikan secara luas.
“Oleh karena itu, kami tidak membatasi karya film yang akan dikirimkan untuk program Non-Kompetisi. Boleh fiksi, dokumenter, eksperimental dan video musik,” ujarnya, kemarin.
Hampir serupa dengan program Kompetisi, sambung Nanki, film yang akan diputar harus sesuai aturan dan syarat-syarat, antara lain durasi film maksimal 30 menit, bebas tahun produksi dan belum pernah diikutsertakan dalam FFP sebelumnya. Film yang pernah memenangi festival lain juga boleh dikirimkan.