Purwokertokita.com, Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bakal membangun kawasan industri garmen di Blok Sekti, Desa Randegan, Kecamatan Wangon, Banyumas. Kawasan industri ini juga bakal disupport oleh Kementerian Perindustrian.
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengklaim kini sudah ada sekitar 20 investor yang tertarik menanamkan modalnya jika kawasan ini sudah dibangun. Pemkab kini fokus ke akses ke kawasan industri tersebut.
“Tantangannya adalah saya harus melakukan pembebasan jalan masuk, kurang lebih pada akhir tahun ini, kemudian pembangunan mulai tahun depan,” katanya saat meninjau pabrik garmen di bekas Pabrik Gula Kalibagor, PT Sansan Saudaratex Jaya, Selasa (7/1).
Dia bilang keberhasilan investasi indsutri garmen di bekas Pabrik Gula Kalibagor ini adalah industri garmen rintisan di Banyumas. Butuh waktu empat tahun lebih membujuk investor ini untuk berinvestasi.
Lamanya proses menggandeng investor, kata bupati, dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan seperti mahalnya harga tanah. Selain itu ada anggapan jika kebanyakan warga Banyumas bukan pekerja pabrik dan suka bekerja di toko.
“Akan tetapi setelah pabrik garmen ini dibuka, ternyata banyak juga pekerja yang asli Banyumas. Ini adalah awal dirintisnya industri garmen di Banyumas. Apabila berhasil, kami sudah mempunyai 20 pengusaha garmen yang akan menanamkan investasi di Kabupaten Banyumas,” ujarnya.
Husein ingin memastikan industri garmen rintisan ini berjalan dengan baik. Jika lancar, ia optimis kawasan industri garmen akan segera terealisasi.
Support Manager PT Sansan Saudaratex Jaya Hasanudin mengatakan pabrik garmen mulai beroperasi pada Oktober 2019. Pabrik ini merupakan ekspansi dari perusahaan yang berpusat di Jawa Barat.
Menurut dia, PT Sansan Saudaratex Jaya Kalibagor yang berarea 13.000 meter persegi hingga saat ini telah mempekerjakan lebih kurang 160 karyawan yang berasal dari Banyumas.
“Kami setiap bulan selalu melakukan perekrutan calon pekerja antara 50-100 orang untuk melakukan pelatihan selama dua minggu. Semua pekerja rata-rata dari nol dan mereka adalah lulusan SMK,” ucapnya.
Dia mengakui jika rata-rata produksi saat sekarang baru mencapai 75 potong per jam sehingga dalam sehari bisa 1.000 potong pakaian jadi. Dalam kondisi normal, per jam bisa menghasilkan 150 potong.
“Karena semua yang ada di sini masih baru, ya baru setengahnya saja yang dihasilkan. Kami menargetkan pada bulan April 2020 sudah bisa mencapai 12 line atau sekitar 500-600 pekerja dan pada saatnya nanti setelah penuh 20 line, bisa mencapai 1.500 pekerja,” jelasnya.