Purwokertokita.com – Pemandangan yang tak lazim terlihat di kompleks Pertokoan Kebondalem Purwokerto. Puluhan foto yang mewakili enam cerita berbeda dipamerkan oleh Kelompok Logawa dalam event bertajuk Logawa Bergerak Seri 2. Pameran tersebut berlangsung mulai hari Senin (4/4), hingga waktu yang tidak ditentukan.
Para pengendara sepeda motor dan pejalan kaki kerap melirik ke arah seng berwarna hijau yang mengelilingi Kompleks Pertokoan Kebondalem. Mereka terlihat serius mengamati satu demi satu foto yang terpasang, ada juga yang merasa heran melihat karya foto yang dipamerkan di jalanan.
“Saya menjadi terinspirasi, karena berkarya dan berpameran tidak terbatas oleh tempat, jalanan ternyata juga mampu menjadi media untuk memajang karya,” ujar Rahmi Azizah, salah seorang pengunjung.
Logawa Bergerak Seri 2 menjadi upaya dari enam fotografer dokumenter Purwokerto untuk mendekatkan fotografi pada masyarakat. Pameran tersebut digelar di jalan umum sebagai kritik pada Pemkab Banyumas atas ketiadaan ruang publik untuk berkesenian.
Cerita yang dipamerkan beragam, mulai dari cerita tentang eks tapol, pos ronda, hingga keresahan atas rusaknya lingkungan.
“Yang menjadi berbeda dari pameran ini adalah, kemudahannya untuk diakses oleh siapapun. Ketika digelar di galeri, tidak semua orang bisa dan mau datang untuk melihat foto yang ditampilkan,” kata Hieronimus, salah seorang pameris. Fotonya yang berkisah tentang pos ronda seolah menegaskan memotret dan bercerita bisa dimulai dari lingkungan terdekat kita.
Menurut Hieronimus, pameran foto di jalanan memang menghadapi kesulitan tersendiri. Di jalanan, foto tak terlindung, sehingga mudah rusak karena cuaca.
“Ketiadaan pencahayaan yang memadai terutama saat malam hari, juga membuat pengunjung harus menyalakan senter untuk dapat menikmati foto yang dipajang,” ungkapnya.