Mukidi Ternyata Orang Purwokerto

Ragam127 Dilihat
Mukidi
Soetantyo Moechlas alias Yoyok yang menjadi pembuat tokoh rekaan Mukidi (sumber: Liputan6.com)

Purwokertokita.com – Sosok fiksi Mukidi kini sedang menjadi pembicaraan banyak orang. Banyolan lucu tokoh Mukidi bahkan menjadi trending topik di media sosial.

Lantas, siapakah sebenarnya Mukidi tersebut? Menurut kisah yang dilansir liputan6.com, kisah-kisah tentang Mukidi ditulis oleh Soetantyo Moechlas atau yang biasa disapa Yoyok. Ia adalah warga Purwokerto yang kini tinggal di Bekasi.

Saat dikonfirmasi Purwokertokita.com, Yoyok membenarkan bahwa ia adalah warga Purwokerto. “Rumah saya di dekat Balai Desa Kedungwuluh. Mburi Hotel Pandawa,” katanya, Jumat (26/8).

Cerita lucu dengan tokoh Mukidi ternyata banyak variasinya. Tidak hanya berisi lelucon yang mampu mengocok perut, tapi sesekali ada cerita-cerita bijak dengan pesan moral tertentu.

Seperti contoh berikut yang diambil dari blog yang dituulis oleh Yoyok. Di dalam blog inilah Yoyok menuliskan kisah-kisahnya.

Lila, lajang yang baru pindah rumah, bertetangga dengan keluarga  miskin, seorang janda dengan 2 anak.Suatu malam, ketika hujan turun di wilayah  itu tiba-tiba mati lampu, ketika orang sedang asyik tidur. Pada waktu sahur, dibantu lampu HP nya Lila mencari lilin di dapur.  “Tok..tok…tok…” seseorang  terdengar  mengetuk pintu rumahnya, ternyata  anak si miskin di sebelah.

“Kakak, apakah kakak punya lilin?”

“Ternyata mereka ѕangat miskin sampai lilin saja mereka tak punya?”

Lila berpikir.  “JANGAN PINJAMKAN PADA MEREKA, ntar jadi  kebiasaan.” “Tidak punya dik… !!”   Ketika hendak menutup pintu, si miskin berkata dengan  riang, “Saya sudah duga kakak pasti tidak punya lilin”.Selesai berbicara, anak itu mengeluarkan 2 batang lilin dari dalam sakunya : ” saya dan ibu saya mengkhawatirkan kakak, kakak tinggal sendirian, apalagi sampai tidak mempunyai lilin, maka saya membawakan 2 batang lilin untuk kakak.”

Lila merasa bersalah, dengan  linangan airmata dia memeluk anak kecil itu erat².

Cerita di atas mengajarkan pada kita untuk tidak menghakimi orang lain. Sebuah kisah yang dikemas dalam bahasa yang sederhana.

Yoyok awalnya menulis kisah tentang Mukidi sebagai bahan untuk presentasi. Agar peserta presentasi tidak bosan dan ngantuk.

Yoyok sendiri mengaku menggunakan nama Mukidi agar mudah diingat orang. Nama ini juga sebagai representasi rakyat kecil.

Tinggalkan Balasan