Purwokertokita.com – Sedapnya Soto Sutri Sokaraja, agaknya sudah terkenal seantero ASEAN. Ada yang menyangkalnya? Soto Sutri Sokaraja yang warungnya ada di Jalan Pramuka Sokaraja ini memang sudah terkenal sejak dulu kala.
Coba bayangkan hal ini. Irisan daun bawang tampak memenuhi mangkok. Satu dua daging sapi seukuran ruas jempol tangan terlihat menyembul dari sela-sela daun bawang.
Asap tipis membawa wangi rempah langsung membius begitu kaki melangkah masuk di Warung Soto Sutri di Jalan Pramuka Sokaraja Banyumas. Meski letak warung ini cukup tersembunyi, deretan sepeda motor dan mobil terlihat berjejer di halaman parkirnya. “Setidaknya saya seminggu sekali ke sini, rasanya yang bikin ngangenin,” kata Dita Indah Pertiwi, 29 tahun, warga Purwokerto.
Dita beralasan, meski di Banyumas banyak ragam rasa soto, Soto Sutri dirasa berbeda dengan soto lainnya. Menurut dia, selain daging sapinya empuk, kaldu soto juga tak berlemak.
Ahmad Ambi Satrio Purnomo, pengelola Soto Sutri mengatakan, kaldu sapi sengaja dibuat dari daging sapi pilihan agar tak mengeluarkan lemak. “Kami tidak menggunakan jeroan saat membuat kaldu,” katanya.
Ia mulai membuka warungnya pukul 08.30. Biasanya, soto akan habis pada tengah hari karena pelanggannya yang banyak itu.
Jangan kaget jika harus berebut tempat duduk sekedar ingin mencicipi soto itu. Ahmad mengatakan, setiap harinya ia membuat 300 mangkok soto. Jumlah itu menghabiskan sekitar 70 kilogram daging sapi kualitas terbaik.
Bumbu yang digunakan pun cukup beragam. Terutama bawang, kemiri, jahe, kunyit dan merica.
Ahmad sendiri merupakan generasi ketiga pengelola Soto Sutri ini. Neneknya, Partiyem mulai berjualan soto sejak 1984. Ia memberi nama sotonya dengan nama anaknya, Sutri.
Selain dari Banyumas, pelanggan Soto Sutri juga dari luar kota. Sejumlah artis juga pernah datang ke warung itu.
Ahmad mengatakan, Soto Sutri seperti halnya Soto Sokaraja yang lain merupakan soto dengan ketupat putih sebagai pengganti nasi, dan dengan ciri khas saus kacang. Saus kacang ini sebenarnya adalah sambal, tetapi biasanya tidak terlalu pedas.
Bisa dikatakan saus kacang adalah esensi dan pembeda soto Sokaraja dibandingkan soto dari daerah lain, di samping penggunaan ketupat.
Ahmad menambahkan, meski pelanggannya terus bertambah, ia tak mau menambah jumlah dagangannya. “Ini untuk menjaga kualitas rasa,” katanya.
Aris Andrianto