Purwokertokita.com – Liburan akhir tahun di Purwokerto tak lengkap kiranya untuk mencoba sejumlah kuliner khas Banyumasan. Berbagai menu kampung ini biasanya disajikan ibu kalau sedang pulang. Pun di sejumlah warung banyak yang menyediakannya.
Anak muda menyebutnya kuliner ngapak. Mereka menyebut istilah ngapak sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni Mataram. Berbeda dengan orang tua priyayi yang mengharamkan istilah ngapak ini.
Istilah filsafatnya dekonstruksi. Meminjam istilah yang digunakan oleh lawan untuk melawan balik, atau kontra hegemoni. Muncullah istilah, ora ngapak asal aja mbandek. Ora ngapak ora kepenak.
Nah ini yang membingungkan, membahas kuliner ngapak malah ngomongin filsafat ngapak. Mbleber-mbleber. Yuks daripada mumet membahas yang sebenarnya sepele, mending kita berburu kuliner yang Banyumas banget.
1. Mendoan
Ah, ini si udah semua orang tau. Hampir di setiap warung menyediakan mendoan. Apalagi kalau dinikmati saat musim hujan seperti sekarang ini. Jangan lupa cabe rawitnya ya.
2. Cimplung
Pembuat Cimplung kebanyakan ada di Cilongok. Sebabnya di kecamatan ini banyak penderes nira kelapa. Selain singkong, cimplung juga dibuat dari kelapa muda. Bahan-bahan tersebut direbus dengan air nira atau badeg. Rasanya manis dan cocok sebagai teman minum kopi di sore hari.
3. Templek
Templek ini cemilan yang terbuat dari ampas tahu yang dicampur tepung dan bumbu lalu digoreng. Teksturnya memang agak kasar. Biasanya ditambah sedikit cabe agar terasa pedes-pedes gimana gitu.
4. Kraca
Cemilan ini bahan dasarnya adalah semacam keong sawah yang warnanya hitam. Bentuknya kecil jika dibandingkan keong mas, musuh petani. Kraca ini paling banyak dijual saat bulan puasa. Tapi tenang, di beberapa titik kraca dijual setiap hari, seperti di daerah Bobosan setelah jembatan kalau dari arah Kober. Bingung? Buka google map aja.
Rasanya gurih pedas karena bumbunya lengkap seperti batang sereh dan lainnya. Jangan lupa sediakan lidi atau tusuk gigi untuk mengambil daging kraca. Sluurrruupp. Di Purwokerto ada satu orang yang suka banget sama makanan ini, namanya Abdoeh Hoesny. Ngga kenal kan? Iya dia memang ngga terkenal kok.
5. Lanting
Bentuknya seperti anting yang sering dipakai Atiek CB. Penyanyi lama yang kalau kamu kenal berarti kamu sudah tua. Pokoknya seperti karet gelang tapi keras. Donat tapi kurus. Ya seperti itulah. Cemilan ini banyak kok dijual di toko oleh-oleh di Purwokerto.
Rasanya gurih. Terbuat dari singkong dan tepung kaya bumbu. Ada anak Jakarta namanya Dian Aziza Damhart yang doyan banget cemilan ini. Doi sebel banget kalau udah makan klanting, soalnya kalau sudah mulai makan susah berhentinya.
6. Soto Sokaraja
Hampir semua kota punya makanan khas berupa soto. Namun yang mebedakan adalah saus kacangnya. Ini yang membedakan soto Sokaraja dengan soto di kota lain.
Ada banyak pilihan soto di Sokaraja. Semua berderet rapi di Sokaraja. Dulunya jalan raya Sokaraja ini merupakan galeri terbesar se Asia Tenggara. Namun kini sudah berubah menjadi warung soto dan getuk goreng.
7. Getuk Goreng Sokaraja
Makanan khas Banyumas Jawa Tengah selanjutnya adalah getuk goreng sokaraja. Berbeda dengan getuk-getuk pada umumnya yang dibuat dengan hanya menguleni bahaln-bahan yang terbuat dari singkong kemudian dicetak menggunakan cetakan khusus, getuk goreng perlu dua kali proses pembuatan.
Pertama dengan mengukus bahan-bahan utama yaitu singkong pilihan. Kemudian singkong yang sudah dikukus dilumatkan bersama dengan gula jawa. Campurkan juga dengan tepung terigu dan tepung beras . Bentuk menjadi kotak-kotak kecil. Proses selanjutnya adalah dengan menggoreng hingga aromanya harum dan berubah warna.
Getuk goreng ini memiliki cita rasa yang khas yaitu paduan manis gula jawa dan singkongnya. Jika mau beli, silahkan datang ke pusat getung goreng di daerah Sokaraja Banyumas.
8. Nopia
Hampir sama dengan lanting yang biasanya dijajakan di kereta dan tempat strategis lain, nopia menjadi makanan khas banyumas Jawa Tengah paling laris selanjutnya. Bentuknya unik, cara membuatnya juga unik.
Bagaimana tidak unik cara membuatnya, proses pematangan nopia bukan dengan digoreng atau dikukus, tapi di panggang di tungku khusus dengan cara ditempel di dinding tungku yang dipanasi dengan bara api.
Bahan utamanya adalah tepung terigu yang diisi dengan gula jawa/ kacang/ coklat. Tinggal pilih sesuai dengan selera.
9. Jenang Jaket
Makanan khas Banyumas satu ini tergolong unik karena namanya jaket, tapi bukan berarti dari jaket beneran ya. Jika di Jakarta ada roti buaya untuk acara kawinan, di Banyumas Jenang Jaket adalah satu kuliner wajib yang ada di acara nikahan.
Mersi adalah satu daerah yang terkenal dengan jenang jaketnya. Disana kamu bisa mendapatkan jenang yang baru matang atau bisa juga melihat bagaimana cara membuatnya. Rasanya? jelas enak, paduan antara kekenyalan dan manis gula jawa asli.
10. Keripik
Satu oleh-oleh wajib yang harus sobat bawa dari Banyumas adalah keripik. Keripik terbuat dari tempe yang diiris tipis kemudian dilumuri dengan tepung lalu digoreng hingga kering sehingga ketika dimakan akan terasa sekali, kriyik-kriyiknya.
11.Jalabia
Jalabia terbuat dari singkong yang diparut kemduian dibentuk menjadi lingkaran seperti donat. Kemudian digoreng hingga mengambang. Jalabia cocok dijadikan sebagai makanan ringan saat senggang, bisa dimakan hangat ataupun dingin.
12. Gesret
Kembali lagi dengan makanan yang terbuat dari singkong, yaitu gesret. Prosesnya yaitu singkong yang telah dibersihkan, kemudian digesret/ diparut dengan parutan khusus sehingga bentuknya panjang seperti mi kwetiau, namun panjangnya mungkin hanya 5 cm. Setelah itu gesretan dicampur dengan gula jawa dan bumbu lain, kemudian dikukus. Gesret disajikan dengan dipotong-potong persegi dan ditaburi dengan parutan kelapa.
13. Intil
Satu lagi makanan khas Banyumas yang terbuat dari singkong yaitu intil. Proses pembuatan intil agak mirip dengan pembuatan jalabia.
Namun parutan yang digunakan adalah parutan halus. Hasil parutan singkong kemudian diperas dan dicampur dengan gula jawa dan bumbu lainnya. Kemudian singkong dikukus hingga matang. Jika sudah matang intil bisa dijadikan sebagai pengganti nasi namun rasanya manis.
14. Kepok
Apakah kamu pernah makan lupis medan? Kepok hampir sama dengan lupis medan, sama-sama terbuat dari beras ketan yang diproses seperti membuat nasi kemudian di bentuk menggunakan mangkuk kemudian ditaburi dengan parutan kelapa yang ditaburi garam secukupnya.
15. Badeg
Kalau badeg ini merupakan minuman yang terbuat dari air nira. Banyak dijual di pinggir jalan atau orang yang berjalan kaki membawa bambu berisi badeg. Di restoran kini juga sudah banyak yang menjualnya.
16. Buntil
Sayur pelengkap makan. Terbuat dari daun talas yang dikukus. Biasanya di dalamnya ada ampas kelapa. Sesekali ditambah cabe rawit. Kamu layak mencobanya karena di daerah lain jarang ditemukan.
17. Dawet Ayu
Ini minuman khas Banjarnegara. Cendol dengan santan yang dicampur gula jawa. Rasanya asoy gan terutama kalau diminum saat terik matahari. Eh hampir lupa, biasanya ada campuran durennya loh. Slurruppp.
18. Kluban
Namanya kluban, bukan uban. Bagi yang sudah pernah makan urap (sayur urap), kluban nyaris sama dengan sayur urap. Sama terbuat dari sayur yang telah direbus kemudian dicampur dengan parutan kelapa yang telah dibumbui dan diberi sambel.
Bedanya adalah pada pengolahan parutan kelapa. Kalau urap, dimasak terlebih dahulu, kalau kluban langsung dicampur dengan sayur.
19. Tegean
Tegean adalah sayuran bening khas banyumas. Isinya bermacam-macam sayuran biasanya ada kubis, kentang, wortel, sawi, bayam, muncang, seledri dan taburan bawang goreng yang diracik menggunakan bumbu khusus sehingga menjadi sayuran yang enak dan lezat.
Ada juga yang mencampurkannya dengan irisan daging sapi/ krewedan atau juga dengan daging ayam. Ada juga yang membuat tegean dengan dicampur dengan mi bihun.
20. Rawon
Nah kalau rawon bukan makanan khas Banyumas sob, tapi asli Jawa Timur. Mengapa rawon masuk artikel ini, ya karena penulis kehabisan bahan. Tapi kalau ada kuliner khas ngapak yang kelewat, bisa ditambahkan di kolom komentar ya.
Salam ngapak. Ora ngapak ora kepenak. Ora ngapak asal udu bandek.