Purwokertokita.com – Kurator Museum Soesilo Soedarman, Dwisuryo Indroyono Soesilo menantang generasi muda untuk membentuk komunitas pecinta sejarah. Adanya perkumpulan ini, dinilai mampu mendorong perkembangan museum-museum di wilayah Banyumas.
Indroyono menyarankan hal itu kepada pengelola Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman saat menyerahkan 40 foto IPPHOS, koleksi Museum Soesilo Soedarman, Cilacap, Sabtu (17/6). Dia meminta pengelola museum mendorong generasi muda yang menyukai sejarah dengan cara menyediakan ruang dan waktu bagi mereka.
“Daripada kumpul-kumpul tidak jelas, ayo dibuat saja komunitas pecinta sejarah. Siapa saja boleh bergabung. Itu efektif lho. Mereka digandeng, sediakan saja waktu dan tempat untuk berkumpul,” kata putra kedua mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, almarhum Soesilo Soedarman ini.
Indroyono, yang pernah menjabat sebagai Menteri Kemaritiman dan Sumber Daya RI ini beralasan, pembentukan komunitas pecinta sejarah ini secara tidak langsung berdampak pada pengembangan konsep wisata sejarah. Ruang-ruang diskusi terbuka yang dilakukan menghidupkan dinamika pelestarian dan perkembangan sejarah lokal.
“Meski kepala museum atau bupatinya gonta-ganti, komunitasnya kan tetap ada. Bahan tulisan dan diskusi yang dilakukan itu menjadi referensi bagi wisatawan yang hendak berkunjung. Itu yang perlu dilakukan,” tandasnya.
Pengelola Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman, Hasto Wisnu Prabowo mengatakan, komplek museum kerap menjadi ruang berkumpul kaum muda. Namun, hingga saat ini belum ada komunitas sejarah yang terbentuk.
“Belum ada kelompok pecinta sejarah yang dibentuk. Tapi pengunjung tetap ada,” ujarnya.
Dari data Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, pemerintah setempat mengelola dua buah museum, yakni Museum Panglima Besar Jenderal Soedirman dan Museum Wayang Sendang Mas. Setiap tahun, jumlah pengunjung kedua museum tersebut hanya berkisar 23.000 orang saja. (NS)