Rangkaian Pentas Teater Katasapa Purbalingga
Purwokertokita.com, Purbalingga – Kerajaan Pajang yang tenang mendadak gempar setelah Sultan Hadiwijaya kehilangan cincin kesayangannya, cincin Socaludira. Berbagai sudut istana telah digeledah, namun cincin itu tak juga ketemu.
Maka bertitahlah sang raja. Barang siapa sanggup menemukan Socaludira, maka dia akan diganjar dengan hadiah yang tak ternilai harganya.
Jika dia perempuan, dia akan dipersunting sang raja. Namun jika dia seorang lelaki, maka dia akan dinikahkan degan selir yang cantik jelita, Kencana Wungu dan diberikan tanah seluas dua ratus grumbul.
Kabar sayembara itu menyebar cepat ke penjuru negeri. Maka sampailah kabar itu pada satria linui, Ki Tepus Rumput.
Ki Tepus Rumput yang tengah berkelana mendapatkan wangsit dari sesosok sakti bernama Ki Kantaraga agar mengikuti sayembara itu. Ki Tepus Rumput mulai bersemedi mencari petunjuk keberadaan cincin Socaludira kesukaan sang raja.
Dalam pertapaannya, ia mendapat petunjuk keberadaan cincin itu. Cincin itu ditemukan di sebuah gedung sebagaimana petunjuk dalam semedinya. Iapun mendapat hadiah yang dijanjikan.
Potongan kisah itu merupakan bagian dari sejarah Kabupaten Purbalingga pada Babad Onje. Kisah itu diadopsi menjadi sebuah naskah yang dipentaskan di panggung teater.
Adalah Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga yang mementaskan perjalanan Ki Tepus Rumput ke Onje sebagai cikal bakal kadipaten di tanah Perwira di Balai pertemuan warga Perumahan Griya perwira Asri 2 desa Babakan Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga.
Berhubung pandemi kian tak terkendali, pentas disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Misbar Purbalingga pada Selasa malam (1/12/2020). Pentas diiringi lagu berjudul Socaludira gubahan Arsyad Riyadi yang juga sutradara pentas teater ini.
“Cerita diambilkan dari Babad Onje, bercerita tentang asal-usul Purbalingga yang sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Pajang yang dipimpin Sultan Hadiwijaya. Harapannya bisa meningkatkan rasa bangga terhadap Purbalingga sekaligus pemicu pementasan-pementasa lain yang mengangkat lokalitas Purbalingga,” katanya.
Pendamping pentas, Guyub Triyanto Nugroho mengatakan, pentas tersebut merupakan realisasi dari kegiatan workshop teater yang diselenggarakan Katasapa melalui program fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbud RI tahun 2020.
“Sebelumnya mereka mendapatkan materi teori dasar teater oleh praktisi. Setelah itu mereka praktik membuat naskah dan mementaskannya,” ujar dia. (rad)