Ini Strategi ke Hajatan, Saat Kantong Tak Bersahabat

Rehat277 Dilihat
Istimewa
Istimewa

Purwokertokita.comNanggung bulan bagi sebagian besar kaum pekerja menjadi masa paceklik dalam pengeluaran. Alih-alih ingin berhemat mengencangkan ikat pinggang, namun apa daya surat undangan hajatan kerap singgah dan tergeletak manis di meja kerja atau di kotak surat rumah.

Undangan hajatan seringkali datang tak kenal waktu. Pun tanggal hajatannya yang kerap tak bersahabat dengan kondisi keuangan, yang sebenarnya sudah habis untuk bayar cicilan di awal bulan. Tak heran jika kemudian berragam ide inovatif dilakukan sekedar untuk menghadiri pesta hajatan teman, sahabat, handai taulan, saudara yang sedang berbahagia di hari istimewa mereka.

Banyak orang beralibi, datang ke undangan tidak perlu membawa bingkisan atau uang undangan yang biasanya diletakkan dalam amplop tertutup dan langsung kliuus masuk ke dalam kotak undangan. Karena itu, tentunya banyak pengalaman unik dan tak terlupakan saat ke undangan di waktu-waktu rawan sisa pengeluaran.

Kali ini, kami merangkum berbagai siasat yang dilakukan mahasiswa, pekerja kantoran hingga pekerja lepas di wilayah Eks-Karesidenan Banyumas, untuk menghadiri hajatan di saat genting tersebut. Berikut beberapa tips dan tentunya pengalaman yang berhasil kami rangkum untuk bekal ke undangan dalam “masa paceklik”, cekidout vrooh

1. Identifikasi Undangan

Ilustrasi
Ilustrasi

Suatu kali, seorang teman bercerita pernah mendapat undangan yang sudah tergeletak di meja kantor. Undangannya nampak mentereng dengan tampilan mewah. Bayangan pesta mewah kadang membuat penerima undangannya penasaran ingin datang. Namun apa daya, tanggal yang tidak sesuai dengan kondisi kantong, memaksa kita untuk memverifikasi lebih detail undangan yang diterima.

Proses identifikasi dimulai dari nama pasangan pengantin yang mengundang. Jika tidak mengenalinya, identifikasi berlanjut ke nama orang tua calon pengantin. Jika merasa tidak mengenalnya, lihatlah denah dan alamat yang tercetak dalam undangan. Jika memang ternyata alamatnya jauh dari lokasi rumah kita, pastinya ada motif tersembunyi. Nah, kalau sudah begini segeralah bersikap mengingat kondisi keuangan yang tidak memungkinkan.

2. Pakailah baju yang meyakinkan

Penyanyi organ tunggal membawakan tembang dalam acara hajatan pernikahan di Purbalingga Jawa Tengah, Sabtu (13/2). Kini organ tunggal menjadi primadona dalam acara hajatan pernikahan hingga pelosok. (Himawan Nugraha/Purwokertokita.com)
Ilustrasi

Rumus ini  jamak digunakan oleh kaum mahasiswa yang kehabisan uang bulanan. Di saat perut lapar, banyak ide cemerlang untuk bisa makan enak. Salah satunya menghadiri undangan hanya untuk bisa menikmati makan di hajatan dengan bermodal batik dan celana panjang bahan. Ini masih standar ide yang berasal dari zaman mahasiswa.

Untuk pekerja, datang ke undangan dengan menggunakan pakaian rapi, necis memasang muka gembira, meski datang di masa kantong sekarat merupakan hukum wajib. Karena menghormati kerabat, teman, saudara yang sedang bergembira itu wajib.

3. Jangan makan dulu

Ilustrasi
Ilustrasi

Kalau ini merupakan aturan baku secara umum di hajatan manapun, “Datanglah dengan perut kosong di saat jam-jam pertama undangan, maka disitulah surga makanan hajatan berada dan masih banyak.” Kondisi ini kerap kita temui saat undangan dimulai saat jam makan siang atau makan malam. Atau kalau mau diamati, tentunya banyak undangan yang datang saat jam kritis, yakni pada saat makan malam atau makan siang.

Buat yang isi amplopnya terbatas, datang pada saat jam kritis tersebut merupakan fardlu ain untuk mengganti makan siang atau makan malam.

4. Gabungkan uang dalam satu amplop

Ilustrasi
Ilustrasi

Strategi kepepet ini kerap menjadi andalan bagi rekan teman satu ruang kerja atau satu kosan. Apalagi yang hajatan adalah teman sekantor atau satu kosan. Nah, strategi ini menjadi meyakinkan karena dengan mengumpulkan uang teman sekerja atau sekosan dalam satu amplop membuat kita lebih pede datang, lantaran ketebalan amplopnya yang diluar kebiasaan. Kalau isinya, yah kita nggak tau deh

5. Pecahkan uang

Ilustrasi
Ilustrasi

Kondisi ini berguna bagi yang menerima dua atau lebih undangan hajatan dalam satu hari. Tips ini ditularkan oleh seorang desainer grafis asal Purbalingga. Begini kurang lebih kata-kata mutiaranya, “Kalau lagi tanggal tua dapat dua undangan dalam satu hari,duitnya dipecahin aja. Misal, Rp 50 ribu, ya ditukerin aja di warung kan jadi aman tuh buat dua undangan,” kata Gandul yang namanya nggak mau dikorankan.

6. Beli dua amplop

Ilustrasi
Ilustrasi

Persoalan ini mungkin perlu diperhatikan lebih jeli, karena ini berlaku dalam situasi yang membedakan. Biasanya, kalau datang ke hajatan ada dua model menerima amplop tergantung kebiasaan wilayahnya. Pertama, amplop akan diterima langsung oleh pengantin atau siapa pun itu atau istilahnya salam tempel. Model kedua, amplop dimasukkan ke dalam kotak undangan, ini jamak pada hajatan masa kini.

Tipsnya, jika masih menggunakan salam tempel, berilah amplop yang isinya sedikit lebih banyak dan biasanya tertulis nama kita. Kalau menggunakan kotak, biasanya memasukkannya dalam amplop yang nominalnya lebih kecil dan tentu tidak dinamai.

7. Jangan bawa amplop gajian

Ilsutrasi
Ilsutrasi

Pengalaman ini setidaknya menjadi gambaran bagi siapa pun yang baru mendapat gaji tunai untuk menyimpan amplopnya terpisah dari amplop undangan. Dikisahkan, suatu hari, setelah menerima uang gajian dalam bentuk tunai dalam amplop tertutup, seorang kawan datang ke hajatan.
Saat itulah, ia khilaf dan memasukkan semua hasil kerja kerasnya dalam satu bulan ke kotak undangan tanpa disadarinya.

Setelah kembali dari undangan, di kantornya, kawan saya ini baru sadar ternyata amplop yang dimasukkan ke dalam kotak undangan adalah amplop gajinya sebulan. Alhasil, kawan saya ini kembali ke undangan dan memohon kepada pasangan pengantin untuk membuka kotak undangannya untuk mengambil kembali amplop gajiannya. Nah, bisa terbayang dong gimana perasaan kawan saya ini.

8. Usahakan datang bersama pasangan lawan jenis

Istimewa
Istimewa

Metode ini merupakan salah satu upaya untuk memperlihatkan kepada orang kalau yang masih jomblo ternyata laku juga. Walau sebenarnya ada motif lain yang lebih besar dari sekedar konspirasi yahudi kaya gitu.

Jika datang ke hajatan di wilayah Eks Karesidenan Banyumas dan sekitarnya, ada kebiasaan ketika tamu undangan akan pulang biasanya mendapat bingkisan yang berisi, mie instan, jajan anak hingga wafer yang bisa ngeganjel perut. Nah, bingkisan ini biasanya diberikan kepada perempuan atau ibu-ibu.

Lumayan kan, udah makan puas di undangan dengan dana minim dapat bekal pula untuk makan sehari di rumah atau kosan. Lumayan kan makan malam bisa masak mie instan.

Nah, itu beberapa tips dan strategi datang ke hajatan dari beberapa kawan yang ikut menyumbang pikirannya. Jika ada tambahan, silahkan ditambah lagi ya…

Tinggalkan Balasan