Purwokertokita.com – Di tengah makin tipisnya rasa toleransi dan meningkatnya amarah, kebencian, dendam dan antikritik, Dieng adalah laboratorium mini tentang tingginya penerimaan terhadap keberagaman. Warisan toleransi itu, selama puluhan tahun dipegang teguh oleh tetua adat Dieng, Mbah Naryono.
Simbah yang selama ini menjadi pemimpin ritual ruwat rambut gimbal di Dieng, telah berpulang pada 8 Oktober 2016. Namun, teladannya tentang penghormatan terhadap sang liyan, tetap hidup hingga saat ini.
Semangatnya harus terus dirawat. Pandangan tentang toleransi dari Mbah Naryono bisa dibaca disini.