Undangan Pengajian ‘Nyleneh’, Kayaknya Patut Ditiru

Peristiwa366 Dilihat
Undangan pengajian untuk pejabat ini dibilang nyleneh karena ada catatan unik, tidak boleh mewakilkan.  (Djito El Fateh/Purwokertokita.com)
Undangan pengajian untuk pejabat ini dibilang nyleneh karena ada catatan unik, tidak boleh mewakilkan.
(Djito El Fateh/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Ini bisa jadi tamparan keras buat para pejabat yang suka absen kalau diundang kegiatan sosial seperti pengajian. Panitia Rajaban dan Khotmil Quran Madrasah Diniyyah, Dusun Ciampel, Desa Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Cilacap punya cara jitu. Khusus undangan untuk pejabat dikasih catatan nyleneh.

Setelah tandatangan ketua dan sekretaris, masih ada tambahan di bagian bawah; “catatan. 1. Mohon konfirmasi kehadiran terlebih dahulu. 2. Jika berhalangan hadir, mohon tidak mewakilan“. Kalau pakai istilah bahasa anak muda jaman sekarang; jleb!

“Undangannya unik. Bisa untuk pelajaran pejabat yang suka mewakilan kalau diundang. Kayaknya sudah biasa sekali, diundang pengajian tidak bisa hadir tapi mewakilan. Itu tamparan keras menurut saya,” kata Iswinarno, setelah membaca undangan pengajian ‘nyleneh’ di media sosial.

Panitia, tampak begitu serius dengan tambahan catatan tersebut. Apalagi, kalau dilihat, pada kalimat ‘tidak mewakilan’ ditulis cetak tebal (bold). Pada foto undangan yang utuh, tertera bahwa pengajian Rajaban dan Khotmil Quran tersebut menghadirkan Hari Wahyudi, salah satu finalis ajang Akademi Sahur Indosiar (AKSI) yang juga mahasiswa IAIN Purwokerto.

Ini format penuh undangan pengajian 'nyleneh' tersebut. (Djito El Fateh/Purwokertokita.com)
Ini format penuh undangan pengajian ‘nyleneh’ tersebut.
(Djito El Fateh/Purwokertokita.com)

Ketua Panitia, Ali Muhtadin membenarkan bahwa foto yang beredar memang surat resmi. Artinya benar adanya memang tertulis seperti itu. Menurutnya, ada dua maksud kenapa panitia melakukannya. Pertama, pejabat diminta memberi konfirmasi karena kalau hadir sangat mungkin diminta atau diberi waktu memberikan sambutan.

“Kalau soal tidak mewakilkan, kan ini pengajian. Kami istilahnya mempersilahkan para pejabat barangkali mau ikut ngaji. Kalau tidak bisa, ya tidak perlu wakil. Kalau mewakilkan, itu kan seolah-olah kami yang butuh. Atau kaya sudah jelas diminta sambutan, padahal belum tentu,” katanya.

Undangan pengajian model seperti itu jelas tidak lazim, dan terkesan tidak sopan. “Kalau menurut kami justru sebaliknya; jelas. Kalau memang tidak bisa hadir, sangat tidak masalah. Barangkali ada agenda lain, atau undangan lain. Apalagi ini bulan Rojab banyak pengajian yang lebih besar misalnya,” lanjut Ali lagi.

Meski demikian, Ali Muhtadin menegaskan tidak ada maksud untuk sembrono. Menurutnya, itu hanya soal kelaziman saja. Undangan seperti itu ditujukan untuk Camat karangpucung dan Kades Tayem Timur. Selebihnya, dia menambahkan, Rajaban akan dilaksanakan Sabtu (23/4) malam Ahad dengan pembicara Hari ‘Aksi’ Wahyudi. Sosialisasi -termasuk surat undangan- sudah disebar sepekan lalu dan diperkirakan jamaah bisa mencapai 1.000 orang. Salah satunya, karena faktor Hari ‘Aksi’ yang selama ini dikenal lewat layar kaca atau televisi.

Tinggalkan Balasan