
Purwokertokita.com – Meski menuai kritik, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) sebagai tetap melakukan sosialisasi pemakaian slogan baru “Purbalingga Sehati”, yang diluncurkan Senin (17/7). Berbagai upaya mulai dari menggandeng Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Purbalingga hingga membagikan stiker kepada pengguna jalan. Tujuannya, satu yakni memberikan pemahaman terhadap masyarakat dan menjadi sehati.
Sosialisasi kepada pengendara kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Isdiman Nomor 5 Purbalingga dilakukan Selasa (18/7) di seputaran Jalan Isdiman nomor 5 Purbalingga.
Kepala Dinkominfo Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi mengatakan slogan ‘Purbalingga Sehati’ memiliki landasan hukum yang kuat yakni Peraturan Bupati Nomor 66 Tahun 2017. Sebagai masyarakat Purbalingga tentunya harus menaati peraturan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah, agar kehidupan berbangsa dan bernegara bisa harmonis dan selalu mengedepankan perasaan baik sangka dengan pemerintah yang sedang diberikan amanat oleh rakyat.
“Akronim Sehati itu sendiri dari kata Sejahtera, Harmonis, Aman, Tertib dan Indah,” kata dia.
Tri mengklaim pemerintah daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati menetapkan slogan mempunyai tujuan yang mulia yakni bertekad mensejahterakan semua masyarakat dengan berbagai program. Seperti pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH), Kartu Purbalingga Pintar, Kantung Tani, Kartu Purbalingga Sehat serta program kemasyarakatan lainnya seperti subuh berjamaah, gebrak gotong royong dan bantuan keuangan desa.
Kemudian Pemerintah Daerah juga menginginkan keharmonisan antara seluruh elemen masyarakat tanpa memandang suku, agama, ras dan adat istiadat. Sehingga masyarakat bisa hidup berdampingan satu sama lain, tanpa ada rasa curiga satu sama lain, yang nanti akan menimbulkan rasa aman, baik dilingkungannya maupun seluruh wilayah Purbalingga.
“Niat tulus Bupati dan wakil Bupati untuk mensejahterakan, membuat keharmonisan, keamanan, ketertiban dan keindahan bagi masyarakat, tentunya perlu kita apresiasi dengan tangan terbuka,” katanya.
Terkait dengan masyarakat yang belum sepaham dengan tagline Purbalingga Sehati, dia membuka lebar-lebar ruang dialog dengan masyarakat.
“Jangan hanya menghujat di medsos saja, namun ayo duduk bareng, ngobrol terkait dengan slogan Purbalingga Sehati, agar mengetahui apa yang dikehendaki dengan perubahan tagline tersebut. Sehingga jangan sampai ada kata pepatah Jawa kulak jere adol ndean,” kata dia. (NS)