Purwokertokita.com – Teknologi dengan segala kecanggihan dan perkembangannya serupa dua sisi mata uang. Pada satu sisi menjadi ancaman, tetapi pada saat yang sama juga memberi manfaat. Salah satu yang sedang menjadi tren saat ini adalah fenomena media social alias medsos.
“Medsos sudah sedemikian hebat memberi pengaruh pada kehidupan kita, termasuk dalam berbangsa dan bernegara. Persoalannya, seberapa kita memahami teknologi, medsos khususnya, dan bagaimana kita memanfaatkannya,” kata Anggota DPR RI, Siti Mukaromah SAg, kemarin.
Hal itu disampaikan Erma –pangilan akrab Siti Mukaromah- dalam rangkaian ‘Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan’ di Kecamatan Kembaran, Banyumas. Dewasa ini, katanya, sudah banyak dampak negative yang sering terjadi akibat medsos. Mulai dari kiriminalitas hingga viral informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Siapa saja bisa menyebarkan informasi sesuka hati. Tanpa memahami, informasi itu benar atau tidak. Paling fatal, kekeliruan memanfaatkan medos berdampak pada perpecahan bangsa, termasuk di dalamnya, radikalisme, terorisme dan menyebarnya berita hoax,” kata anggota DPR RI Dapil VIII, Banyumas-CIlacap tersebut.
Sehingga, persoalannya bagaimana teknologi itu dikuasai dengan baik kemudian memanfaatkannya semaksimal mungkin. Misalnya, Indonesia, tidak perlu kalang kabut ketika ada kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dalam bahasa sederhana, perdagangan bebas ekonomi, industri, jasa dan sebagainya. Imbas dari adanya MEA ini tentu juga kepada kultur masyarakat, kearifan lokal (local wisdom) serta dampak sosial lainnya.
“Pada titik perdagangan misalnya, medsos dan perkembangan teknologi juga sudah terbukti menjadi jembatan menuju sukses. Banyak success story yang bisa kita cermati. Terutama bisnis online yang sedemikian menggejaka,” kata anggota FPKB tersebut.
Dengan menguasai teknologi, maka semua lapisan masyarakat memiliki peluang sukses. Termasuk di dalamnya, penguatan koperasi, UMKM, IKM serta kegiatan perekonomian lainnya yang berbasis masyarakat. Dengan demikian kemandirian dan keberdayaan ekonomi bangsa juga akan tetap terjaga. Hal ini juga diharapkan agar aktivitas perekonomian masyarakat Indonesia akan siap dan kuat dalam menghadapi tantangan MEA sebagaimana dimaksud diatas.
“Idealnya memang kombinasi. Penguatan dan peningkatan ekonomi yang berbasis masyarakat dan teknologi, serta didukung sektor sosial dan kultur atau budaya khas Indonesia. Tidak luntur jiwa Nasionalisme dan sukses,” katanya lagi.
Secara tegas, wakil rakyat asal Kedungbanteng, Banyumas tersebut mengingatkan kembali jiwa patriotisme bangsa Indonesia. UUD 45, Pancasila dan keutuhan NKRI adalah paket tegak berdiri dan utuhnya Indonesia. Budaya dari mana saja bisa masuk, tapi kekuatan local dengan jiwa Nasionalisme tetap terjaga.(adv)