Purwokertokita.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) hari ini, Minggu (4/12) mulai mengevakuasi jembatan apung Kampung Laut Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang ambruk pada hari Kamis lalu.
Evakuasi harus secepatnya dilakukan lantaran badan jembatan mengganggu lalu lintas perahu di Dermaga Motean Ujung Alang yang akan berlayar menuju Cilacap atau sebaliknya.
“Ini sedang evakuasi untuk perbaikan jalur lalu lintas. Memang sedikit menganggu perahu yang melintas. Haru mengerem kalau lewat di jembatan. Soalnya bagian tengah sempit. Sekarang kisarannya sudah mencapai 20 persen terevakasi,” kata Ketua Tim riset Sistem Modular Wahana Apung, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR, Nazib Faisal, Minggu (4/12).
Dia mengatakan evakuasi yang pertama dilakukan adalah bagian tengah badan jembatan. Sebab, bagian tengah jembatan yang tenggelam di aliran laguna dan relatif mengganggu lalu lintas perahu yang tiap hari hilir mudik. “Mengganggu sekali sih tidak. Perahu sedikit melambat karena di bagian tengahnya kan ada komponen jembatan. Kami sedang mengevakuasi bagian itu dulu,” jelasnya.
Nazib menjelaskan, Senin besok Tim Riset Balitbang Kementerian PUPR akan melakukan evaluasi menyeluruh dan me-redesign jembatan apung sehingga kekuatan dan keamanannya terjamin. Selanjutnya, setting up jembatan akan dilakukan setelah evakuasi selesai dilakukan dan dilakukan beberapa penggantian komponen.
“Coba nanti kita lihat evaluasinya seperti apa. Kemudian, akan diperbaiki, besok itu kan ada evaluasi dulu, kemudian akan kita re-design. Re-design itu dalam arti ada beberapa batang-batang yang perlu diganti. Kita mencoba hitung ulang lagi, seperti yang kemarin kita lakukan untuk masalah keamanan,” ungkapnya.
Nazib menarget evakuasi akan selesai dilakukan pada Jumat besok. Evakuasi jembatan apung dilakukan dengan cara melepas satu persatu komponen jembatan. Ditarget, evakuasi akan diselesaikan Jumat esok. “Jadi kami juga perlu mengklarifikasi, bahwa batang jembatan apung tidak patah. Batang jembatan hanya melengkung karena menahan beban berat tanpa disangga dengan angkur. Soalnya, pagi hari sebelum ambruk ada beberapa komponen dilepas sehingga jembatan tidak memiliki kekuatan untuk menahan beban yang tinggi,” ujarnya.
Nazib mengungkap, pekan ini mestinya jembatan tersebut siap loading (digunakan) setelah semuanya terpasang. Selanjutnya, jembatan ini diujicoba kekuatan dan ketahanannya. “Tetapi sebelum semuanya terpasang sudah terjadi musibah ini. Warga mungkin seneng, apalagi anak-anak ya. Jadinya begitu ada jembatan, mereka naik semua. Padahal jembatan belum siap,” tuturnya.
Nazib optimis perbaikan jembatan akan diselesaikan dalam jangka kurang dari sebulan. Dia mengklaim, pada akhir Desember jembatan apung sudah bisa digunakan sehingga siap diresmikan. “Insyaallah selesai akhir Desember ini. Kita tidak memikirkan peresmian dulu. Yang terpenting jembatan ini diselesaikan dulu. Setelah siap, baru bicara peresmian,” pungkasnya.