Purwokertokita.com – Gempa berkekuatan 4,4 skala ritcher yang mengguncang wilayah tenggara Kabupaten Pekalongan atau sekitar 30 kilometer sebelah utara Kabupaten Banjarnegara menyebabkan 1500 orang dari tiga desa di Kecamatan Kalibening mengungsi.
Pada Rabu (18/4) malam, warga tiga desa yang letaknya paling dekat dengan pusat gempa, yakni, Desa Kasinoman, Kertosari dan Lorengan terdampak paling parah mengungsi ke tempat lebih aman. Warga setempat mengungsi ke di rumah penduduk, gedung sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya di Desa Sidakangen, Kecamatan Kalibening.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Agus Haryono mengatakan, pihaknya mendirikan Pos Tanggap Darurat (AJU) di Kalibening sebagai pusat koordinasi penanganan bencana gempa ini. Petugas mempersiapkan dapur umum, posko kesehatan dan pusat informasi.
“Data BPBD Banjarnegara, hingga Rabu malam, sekitar 150 rumah di tiga desa rusak. Terparah di dua desa, yakni Kasinoman dan Kertosari. Data ini diperkirakan masih bertambah. Sebab verifikasi jumlah rumah rusak dihentikan ketika malam tiba,” katanya.
Menurut dia, untuk sementara proses evakuasi dihentikan. Sebab sudah tidak ada lagi korban yang terjebak di reruntuhan.
Pada kejadian ini, dua orang meninggal dunia yakni Asep (13) dan Kasri, merupakan warga Kalibening. Asep meninggal dunia saat dilarikan ke Puskesmas Kalibening. Adapun Asih, mengembuskan nafas terakhir saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarnegara.
Selain korban meninggal, puluhan korban luka-luka akibat tertimpa reruntuhan rumah. Warga dan petugas bahu membahu mengevakuasi korban terjebak reruntuhan dan melarikan korban ke ke Puskesmas Kalibening.
Perawat Puskesmas Kalibening Lusiana Fitriani mengatakan, Puskesmas menerima 27 warga yang menderita luka ringan dan diperbolehkan pulang. Sebagian besar hanya mengalami luka lecet hingga trauma atau syok akibat gempa. Namun, tiga warga lain menderita luka lebih parah, yakni Karsinem, Miswati dan Sempi, saat ini masih dirawat inap di Puskesmas.
Darmo (33) dan Bundae (25) dirujuk ke RSUD Banjarnegara karena menderita trauma leher dan cidera kepala cukup parah. Selain dua orang itu, satu korban lainnya, Kasri (90) juga dirujuk ke RSUD Banjarnegara. Namun, ia meninggal saat mendapat penanganan medis di IGD. “Dari 27 pasien rawat jalan, dua di antaranya merupakan balita yang luka karena terkena reruntuhan,” jelas Lusiana. (RS/NS)