Rawan Bencana, Cilacap Siapkan Ratusan Relawan Tanggap Bencana

Lingkungan, Peristiwa318 Dilihat
Lebih dari 10 hari Warga di Dusun Kauman Desa Gunungreja terendam banjir (Purwokertokita.com/Ridlo)
Lebih dari 10 hari Warga di Dusun Kauman Desa Gunungreja terendam banjir (Purwokertokita.com/Ridlo)

Purwokertokita.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyatakan 48,6 persen dari seluruh desa yang ada di kabupaten ini merupakan wilayah rawan bencana.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan sebanyak 138 desa di 21 Kecamatan di Kabupaten Cilacap merupakan wilayah rawan bencana banjir. Sedangkan 91 desa lainnya merupakan wilayah rawan bencana tanah longsor.

“Sedangkan 59 desa kelurahan pada 17 kecamatan merupakan wilayah rawan angin topan, 79 desa di 13 kecamatan merupakan wilayah rawan kekeringan. Kemudian, 40 desa di 9 kecamatan merupakan wilayah rawan gelombang pasang laut dan tsunami,” kata Tri Komara, Selasa.

Untuk itu, kata Tri Komara, pihaknya menyiapkan dan melatih 300 relawan serta mempersiapkan peralatan untuk mengantisipasi bencana. Mempertimbangkan tingkat kerawanan wilayah Cilacap barat yang tinggi, 200 relawan diantaraanya berasal dari Cilacap barat. Sedangkan sisanya, sebanyak 100 orang merupakan relawan yang berasal dari Cilacap tengah dan timur.

“Untuk Cilacap barat, mulai dari Kecamatan Karangpucung, Cimangu, Majenang,Dayeuhluhur. Untuk wilayah ini rawan longsor, sehingga harapan kita untuk masyarakat yang berada di daerah rawan longsor ini,bisa mengantisipasinya.

Selain melatih tanggap darurat bencana, Tri Komara Sidhy mengatakan pihaknya juga mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam aksi tanggap darurat longsor ini. Antara lain, perahu karet, kendaraan taktis, tandu, dan peralatan tanggap darurat lainnya. Puluhan petugas BPBD juga telah disiapkan, untuk membantu atau mengevakuasi korban jika bencana terjadi.

“Begitu ada hujan lebat, atau ada suara gemuruh, atau ada angin, segera bisa menyelamatkan diri. Jangan sampai menunggu (tanah) turun,” ujar Tri Komara.

Tri Komara menambahkan, untuk melatih kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana, pihaknya juga mengadakan sosialisasi dan simulasi penanganan bencana. D ngan begitu, warga terlatih saat menghadapi bencana dan mengurangi resiko bencana secara mandiri oleh warga.

Tinggalkan Balasan