Fudji Wong Tepati Janjinya Kembalikan Hak Merek Mendoan

Peristiwa553 Dilihat
Fudji Wong (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Fudji Wong
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Fudji Wong memenuhi janjinya untuk menyerahkan hak ekslusif merek (bukan hak paten seperti tertulis di status Facebook Bupati Banyumas Achmad Husein) ke Pemerintah Kabupaten Banyumas. Fudji mengaku nama mendoan akan lebih aman jika dipegang oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.

“Saya serahkan ke masyarakat Banyumas melalui bapak bupati yang mewakilinya,” kata Fudji Wong di ruang salon Bupati Banyumas, Rabu (18/11).

Ia mengatakan dengan penyerahan nama itu, maka polemik kepemilikan nama mendoan dianggap berakhir. Fudji mendaftarkan nama mendoan sebagai merek miliknya karena takut mendoan akan diklaim oleh Malaysia.

Di awal pemberitaan soal mendoan muncul, Fudji bahkan sudah berjanji akan memberikan hak tersebut ke pemerintah. Ia bahkan sempat menjadi bulan-bulanan media yang baru muncul setelah polemik ini meluas.

Akibat perbuatannya, masyarakat Banyumas ada yang menolak dan mendukung. Bagi yang mendukung disebabkan niatan Fudji yang dinilai baik untuk menyelamatkan nama mendoan. “Selama ini saya tidak pernah mengambil keuntungan bisnis dari kepemilikan nama mendoan, semata-mata untuk menyelamatkan mendoan. Saya Wong Banyumas asli, cinta mendoan,” katanya.

Menurut dia, dengan diserahkannya sertifikat itu, pemerintah akan memberitahu Kementerian Hukum dan HAM bahwa nama mendoan sudah diserahkan ke Banyumas.

Fudji bangga dengan polemik mendoan itu sehingga mendoan kembali dikenal masyarakat luas. Ia menambahkan, kini masyarakat tahu pentingnya menjaga merek agar tidak diambil bangsa lain. Bahkan dengan sigap, Pemerintah Kabupaten Banyumas menggelar makan gratis mendoan di Pratista Hasta usai polemik itu.

“Seperti hak cipta tempe ini kenapa bisa dimiliki negara lain seperti Jepang, katanya kita yang punya tempe kok bisa sampe dimiliki Jepang, apa karena iseng-iseng belajar di Indonesia. Sekarang ada perusahaan-perusahaan tempe harus dihapus, kenapa?? Karena sudah jelas-jelas disurati Jepang untuk bayar royalti,” katanya.

Sebagai putra daerah yang lahir dan besar di Banyumas dirinya memang mempunyai inisiatif untuk menjaga mendoan sebelumn diakui oleh negara lain. Maka dia mendaftarkan merk mendoan ini. Namun dia belum pernah menggunakan merk ini untuk berdagang.

“Saya sebagai putra daerah, saya punya inisiatif untuk mengabil alih merk ini. Toh dari awal sampai sekarang tidak pernah (mendoan) saya gunakan. Pokoknya saya hari ini sangat bersyukur bisa bertemu bupati. Bisa makan mendoan bareng, dan mendoan aman dipegang oleh Pemkab Banyumas,” ucapnya.

Aris Andrianto

Tinggalkan Balasan