Suasana Puasa Dosen Unsoed Purwokerto di Australia

Jurnalis Warga184 Dilihat

PURWOKERTOKITA.COM – Bulan Ramadhan sangat dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Suka cita sepanjang bulan Ramadhan mungkin sangat berasa di Indonesia, mulai dari kegiatan ngabuburit, berburu takjil atau Tarawih di Masjid-Masjid.

Berbeda dengan di Indonesia, euphoria Ramadhan di Perth, Australia tidak terlalu terasa, terutama karena disini muslim adalah penduduk minoritas, ujar alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jenderal Soedirnan (Unsoed) angkatan 2005 Kiky Srirejeki M.Sc. kepada Humas Pengurus Pusat KAUnsoed (Keluarga Alumni Unsoed) Ir.H.Alief Einstein,M.Hum.

“Karena hidup di lingkungan minoritas muslim, euphoria Ramadhan tidak terlalu terasa. Orang-orang menjalankan kehidupannya seperti biasa. Namun, di kampus tempat Kiky (sapaan akrab Kiky Srirejeki) belajar yaitu University of Western, Perth, Australia, asosiasi pelajar muslimnya inisiatif untuk setiap bulan Ramadhan di setiap tahun mengadakan Sholat Tarawih berjamaah,” kata Kiky yang saat ini menempuh studi program Doktor (S3) di bidang Akuntansi di University of Western Australia (UWA).

“Di kampus Kiky ada fasilitas musala, namun untuk pelaksanaan Sholat Tarawih Berjamaah dilakukan di salah satu café. Jadi café itu kalau siang hari beroperasi layaknya café pada umumnya yakni buka seperti biasa, namun menjelang magrib, café “diubah” menjadi tempat untuk Sholat Tarawih,” sambung Kiky menjelaskan dimana Sholat Tarawih biasa dilaksanakan.

Selain kegiatan Tarawih, beberapa kegiatan berkaitan dengan bulan Ramadhan misalnya kegiatan buka bersama. Ada beberapa kegiatan yang diorganisir oleh Komunitas Warga Indonesia, Pusat Studi Kajian Islam di kampus, dan oleh Konsulat Jenderal RI di Perth.

“Jika buka puasa diorganisir oleh komunitas Indonesia, menu yang disajikan khas Indonesia, mulai dari nasi padang, berbagai gorengan, dan kolak. Selain sebagai obat rindu masakan Indonesia, menyajikan menu khas Indonesia pada kegiatan buka bersama juga bisa menjadi sarana mempromosikan kuliner Indonesia kepada muslim dari negara lain,” ungkap Dosen Ahli Akuntansi Manajemen Kiky.

“Waktu puasa di Perth sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh dengan waktu puasa di Indonesia. Saat ini, di Perth, Australia Barat sedang musim gugur sehingga waktu Adzan Subuh dimulai pukul 5 pagi dan Adzan Magrib pukul 6 sore. Jadi rata-rata waktu puasa selama 13 jam,” kata Kiky menjelaskan lamanya waktu puasa di Australia Barat.

“Lamanya waktu puasa akan sangat tergantung dengan musim. Selama Kiky kuliah di UWA, waktu puasa bersamaan dengan musim dingin atau musim gugur, sehingga suasana tidak terlalu panas dan waktu puasa relative masih pendek. Mungkin beberapa tahun ke depan, puasa di Australia akan bersamaan dengan waktu musim semi atau musim panas. Saat itu, mungkin waktu puasa akan lama karena saat dua musim tersebut, waktu siang akan berlangsung lebih lama,” lanjut Kiky yang juga merupakan dosen di Program Studi Akuntansi FEB Unsoed. (Alief Einstein)

Tinggalkan Balasan