Kelas Melukis Makin Asyik dengan Crayon dan Buku Cerita Baru

Feature, Kolom516 Dilihat
Suasana kelas melukis di Panti Asuhan Bunda Serayu, Minggu (25/4/2021). /Foto: Ina Farida

Kegiatan Anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu

Purwokertokita.com, Banyumas – Hari masih pagi, anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu sudah berjajar rapi, duduk mengelilingi meja panjang yang tersedia di selasar depan kamar tidur panti asuhan. Beberapa dari mereka tampak sibuk menyiapkan peralatan untuk melukis seperti buku gambar, crayon, pensil warna, penghapus serta penggaris, Minggu (25/4/2021).

Hari Minggu menjadi hari yang ditunggu-tunggu anak-anak Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas. Sejak Februari 2021 lalu, mereka mengikuti kelas melukis yang dimentori oleh sukarelawan Ari Nugroho.  Tiap minggunya, Kak Ari, sapaan akrabnya, menyambangi panti untuk belajar melukis.

“Konsepnya saya mendampingi mereka sambil bermain, terkadang saking asyiknya melukis, sekali pertemuan bisa sampai 3-4 jam,” ujar Ari.

Ari Nugroho, yang juga merupakan salah satu jurnalis di Banyumas ini mengungkapkan, jika antuasiasme anak-anak untuk menggambar sangat tinggi. Terlihat dari progress lukisan mereka.

“Yang semula belum berani menggoreskan pensil, sekarang sudah lebih berani dan percaya diri,” kata dia.

Meski demikian, Ari tidak memungkiri jika kelas menggambarnya masih minim peralatan hingga akhirnya Ari menggandeng Gerakan Sedekah Sepatu untuk bisa memfasilitasi beberapa alat tulis berupa crayon.

“Menggambar itu kegiatan yang menyenangkan. Gak hanya bisa mengisi waktu luang, tapi juga bisa meningkatkan daya imajinasi anak-anak. Itu sebabnya, kami langsung setuju untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini, selain alat menggambar kami juga memberikan buku cerita anak-anak untuk menambah literasi bacaan mereka,” ujar Yuspita Palupi, founder Sedekah sepatu.

Donasi ini disambut gembira oleh pengasuh Panti Asuhan Bunda Serayu Banyumas. Kelas melukis merupakan salah satu bentuk bagian pembinaan anak-anak PA. Bunda serayu. Dari kelas ini anak-anak diharapkan bisa mengembangkan bakat mereka.

“Dengan melukis kita bisa melihat bakat, sifat/karakter anak. Ada yang sungguh-sunguh berusaha, ada juga yang asal jadi. Dan semoga dari mereka suatu saat ada yang bisa mengembangkan bakat mereka entah menjadi desainer atau arsitek. Puji Syukur kami mendapatkan cukup sarana itu dari pemerhati dan pecinta anak, salah satunya gerakan sedekah sepatu ini, sehingga kelas melukis tetap bisa berjalan,” ungkap Suster Agnes Marni.

Gerakan yang didirikan Juni 2020 lalu ini ber-homebase di Purbalinga. Ggerakan ini memang berkonsentrasi pada dunia pendidikan. Awalnya dengan memanfaatkan sepatu-sepatu layak pakai untuk disalurkan bagi anak-anak yang membutuhkan, seperti anak-anak yang ada di panti asuhan, pondok pesantren, kaum duafa, anak yatim piatu di pelosok daerah.

Kegiatan gerakan ini terus berkembang. Tak hanya menyalurkan sepatu layak pakai, gerakan ini juga menyalukan sejumlah buku bacaan dan Alquran di beberapa rumah literasi yang ada di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Sleman, dan Ciamis. (Ina Farida)

Tinggalkan Balasan