
PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Hidup di desa yang lumayan jauh dari pusat kota tak membuat Mochamad Syahlan Hernowo (34) atau yang biasa dipanggil Wowo berkecil hati. Ia percaya bahwa letak geografis tidak menghalangi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan memajukan desanya.
“Asal ada kemauan pasti bisa, apapun itu,” ungkapnya.
Dari usaha pengolahan kayu pinus yang ditekuninya, kini ia mampu memberikan penghidupan bagi puluhan pemuda di sekitar rumahnya yang ada di Dusun Rembang, Desa Bantarbarang, Kecamatan Rembang, Kabupaten Purbalingga.
Awalnya, Wowo tak tertarik untuk membuat talenan kayu seperti sekarang ini. Namun peluang usaha membuatnya berubah pikiran.
“Dulu cuma membantu teman membuat desain, terus diminta membuat contoh lagi, karena marketnya lumayan besar lama-kelamaan saya jadi tertarik,” ungkap Wowo, yang dulunya bekerja sebagai desain interior untuk café dan restoran ini.

Untuk menunjang usahanya, ia memanfaatkan halaman belakang rumahnya yang berukuran 20×12 meter menjadi bengkel. Dibantu lima belas orang pekerja tetap dan sepuluh orang pekerja lepas, dalam satu bulan ia mampu memproduksi sekitar 10 ribu buah talenan dengan omset yang lumayan besar antara Rp 800 juta hingga Rp 1,2 miliar dalam satu bulan.
Dalam mengelola usaha, tak selalu berjalan mulus. Dalam dua tahun usahanya ini, nntuk saat ini ia hanya baru bisa memenuhi 30 persen dari kebutuhan pasar. Kurangnya bahan baku yang sesuai membuat produksinya tidak bisa bertambah. Untuk pemasaran ia tak mengalami kendala, karena ia hanya membuat order dari Informa dan MR. D.I.Y Mart.
“Kayu yang dipakai kan kayu pinus, sementara kayu tersebut tidak dibudidayakan oleh masyarakat biasa sehingga ukuran kayu yang dibutuhkan menjadi terbatas. Mungkin nanti habis lebaran akan subtitusi ke pabrik kayu jadi nanti kuantitasnya bisa naik, jumlah pekerjanya juga bisa lebih banyak lagi,” imbuhnya.
Keuntungan bukan menjadi hal utama baginya. Pria yang tak sempat menamatkan jenjang SMA ini lebih fokus untuk bisa mengubah mindset warga sekitar untuk bisa berdaya di rumah tak perlu pergi merantau dan usahanya tetap bisa terus berjalan dan memberikan manfaat ke warga sekitarnya.
“Alhamdulillah bisa kerja didekat rumah, dengan hasil yang lumayan, nyaman kerja disini, semoga kedepan bisa lebih baik dan lebih maju lagi,” ujar Teguh Pamuji (31), salah satu pekerja di sini. (Ina Farida)