Tips Agar Bisnis Keluarga ‘Sustainable’

Bisnis151 Dilihat
Penulis buku 'The Power of Kepepet' Jaya Setiabudi saat menjadi pembicara dalam Seminar 'Sutainable Family Business' di Golden Ballroom, Hotel Surya Yudha Banjarnegara, Rabu (13/4) kemarin.
Penulis buku ‘The Power of Kepepet’ Jaya Setiabudi saat menjadi pembicara dalam Seminar ‘Sutainable Family Business’ di Golden Ballroom, Hotel Surya Yudha Banjarnegara, Rabu (13/4) kemarin.

Purwokertokita.com – Orang yang menjalankan bisnis berbasis keluarga (family business) ternyata memendam kekhawatiran. Akankah, bisnisnya kelak terus berjalan (sustainable). Lalu, siapa yang akan meneruskan usahanya? Belum lagi persoalan personal, ketika kenyataan anak keturunannya tidak menyukai bisnis yang sekarang dia geluti.

“Itu merupakan hasil survei kami dan ternyata banyak yang curhat, khawatir soal keberlangsungan bisnis yang selama ini dijalankan berbasis keluarga. Kemudian, kami menjadikan kekhawatiran itu sebagai tema seminar,” kata Kepala Bagian E-Banking dan Product Development Bank Surya Yudha, Anindita Alisia.

Seminar ‘Sustainable Family Business’ menghadirkan praktisi bisnis, Jaya Setiabudi. Pria yang karib disapa Mas J dan dikenal karena bukunya ‘The Power of Kepepet’ itu membawakan tema ‘Second Generation’. Berlangsung di Golden Balroom, Hotel Surya Yudha, seminar dihadiri ratusan nasabah potensial dan tamu undangan.

“Founder (family business) harus mempersiapkan generasi penerusnya untuk meminimalisir segala resiko. Dan pasti ada tantangan dalam proses transisi. Seperti gap antara founder dan generasi penerus. Belum lagi soal kepercayaan founder kepada penerusnya dan sebagainya,” kata Jaya Setiabudi yang juga pendiri Young Entrepeneur Academy tersebut.

Pada sisi lain ada juga kemungkinan, generasi penerus (second generation) diambil dari tenaga-tenaga profesional eksekutif non keturunan. “Jalan terbaik memang kombinasi keduanya, generasi penerus (second generation) dengan tenaga ahli profesional eksekutif dari luar,” kata pria yang menulis buku ‘Kitab Anti Bangkrut’ tersebut.

Mas J juga menekankan agar founder tidak sungkan belajar pada generasi penerusnya. Kalau dahulu mereka mengajari anaknya, ada kalanya sekarang dia belajar pada anaknya. “Jadi, kalau ada pengusaha 40-50 tahun masih cawe-cawe, itu sudah saatnya dimuseumkan,” katanya disambut tawa hadirin.

Pada sesi kedua, Founder sekaligus komisaris utama, Surya Yudha Group, Satrio Yudiarto membawakan materi ‘Menykapi Dampak MEA’. Pria 69 tahun tersebut memberikan sejumlah paparan, termasuk suntikan semangat pada peserta seminar agar tidak perlu takut dengan MEA. Menurtnya, MEA adalah peluang yang harus dihadapi dan untuk menjadikan Indonesia mampu bersaing.

Tinggalkan Balasan