Petani di Desa Pegalongan Patikraja Banyumas sedang menanam padi dengan metode Hazton, Kamis (19/11). (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Purwokertokita.com-Harga beras di tingkat petani mulai mengalami kenaikan. Kenaikan harga tersebut terjadi pada beras jenis IR 64 medium.
Sekretaris Asosiasi Perberasan Banyumas (APB) Faturrahman mengemukakan saat ini harga IR 64 naik menjadi Rp 6 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harganya berada di kisaran Rp 5.500 per kilogram.
“Naiknya dari Rp 5.500 menjadi Rp 6 ribu saat sekarang, naiknya sekitar Rp 500,” ujarnya saat ditemui purwokertokita.com, usai acara sosialisasi sensus ekonomi, Kamis (27/11).
Kenaikan harga beras tersebut, menurutnya, akan terjadi hingga panen raya yang diprediksi pada Maret 2016 mendatang. Ia mengemukakan, faktor naiknya harga beras saat ini karena minimnya pasokan dari petani. “Karena kemarin kemarau panjang, berakibat pada mundurnya masa musim tanam,” ucapnya.
Meski begitu. ia tak menampik ada wilayah lain yang akan panen, seperti di wilayah Maos hingga Sampang, dan juga Purworejo. Namun diakuinya, meski berbeda masa panennya tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga beras.
“Untuk yang ada sebagian (beras) ada di daerah Sampang sampai Maos. Kira-kira di sana baru satu bulan lagi panen. Selain itu di Purworejo juga,” ucapnya.
Ia melanjutkan, hingga kini persediaan beras di petani yang ada di Banyumas belum banyak. Ia mengemukakan, untuk wilayah Banyumas yang hasil berasnya masih bisa panen dalam waktu sebentar lagi berada di wilayah lereng Gunug Slamet.
“Wilayah yang siap panen hanya di wilayah irigasi yang lancar, seperti di Banyumas yang daerahnya berada di sabuk selatan Gunung Slamet,” ucapnya.
Uwin Chandra