Cara Komunitas Film Cilacap Peringati Hari Film Nasional

Komunitas200 Dilihat
Warga dan komunitas film Cilacap peringati Hari Film Nasional dengan memutar film, akhir pekan lalu (dok.sangkanparan/purwokertokita)

Purwokertokita.com – Puluhan pelajar dan komunitas film di Cilacap memperingati Hari Film Nasional 2018, dengan menggelar pemutaran film. Lima film garapan pelajar Cilacap dan Kebumen di apresiasi di halaman Rumah Belajar Komunitas Sangkanparan, Desa Tritih Lor, Kecamatan Jeruklegi, Cilacap, Sabtu (31/3).

Kelima film yang diputar yaitu “Kehidupan Nelayan” karya Tri Wahyuni (SMKN 1 Cilacap), “Penjaga Makam Kerkof” karya Nurul Masfiyah (SMKN 1 Cilacap), “Pacuan Kuda” karya Yulini Afriyanti (SMKN 1 Kebumen), “Sega Penggel” karya Azizatun (SMKN 1 Kebumen) dan “Lurub Mbah Lancing” karya Novi (SMKN 1 Kebumen). Film-film itu dibuat selama menjalani Praktek Kerja Industri (Prakerin) di Komunitas Sangkanparan.

Usai pemutaran film, para pelajar bercerita tentang pengalamannya saat membuat film. Pelajar SMK Muhammadiyah Majenang, Nurohmah menuturkan, dia mendapatkan kisah seorang nenek yang hidup sebatang kara. Nenek itu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memungut sisa-sisa getah karet di perkebunan karet.

“Kami ingin mengangkat kisahnya dalam bentuk film. Meski sudah renta, nenek itu tetap berusaha mandiri demi memenuhi kebutuhan hidupnya,” kisahnya.

Tak jauh berbeda, pelajar SMK Darrunajah Banjarmangu, Banjarnegara, Afif yang mendapatkan kisah seorang nenek yang pekerjaannya memecah batu koral untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kisah-kisah ini kemudian mendapat respon positif dari pelajar Kebumen dan Majenang, Komunitas Sing Eling Adipala, komunitas penyiaran tv kabel, Komunitas Mengaji Pustaka dan musisi Cilacap. Sebab, garapan mereka ini mengangkat kondisi sosial masyarakat yang berada di sekitar lingkungan mereka.

Pegiat Komunitas Film “Sing Eling” Adipala, Yuda Adi Sasmitha, yang hadir bersama rekann-rekan mengatakan, kepekaan pelajar mengangkat kisah-kisah sosial dalam kehidupan disekitar mereka, sudah sepantasnya mendapat apresiasi. Dirinya siap terlibat untuk membantu jika dibutuhkan.

”Saya siap membantu, untuk mendampingi pelajar ini jika memang nantinya film ini akan diproduksi,” ujar Yuda.

Pengelola komunitas Sangkanparan, Insan Indah Pribadi mengatakan, diskusi dan sharing semacam ini sudah seharusnya berjalan di Sangkanparan. Sebagai komunitas yang memfasilitasi pelajar dalam berkarya, ide-ide kreatif justru muncul dari obrolan santai.

“Ide cerita untuk film-film biasanya justru didapat dari ngobrol
santai seperti ini. Sederhana, tiinggal dikemas dalam bentuk visual,” tutur Insan. (NS-)

Tinggalkan Balasan