Purwokertokita.com – Menimba ilmu di pondok pesantren ternyata bukan hanya soal agama melulu. Pengetahuan lainnya juga diberikan agar tidak ketinggalan informasi.
Seperti 70 santri Pondok Putri Miftahul Huda, Kroya, Kabupaten Cilacap ini. Selasa (24/4) lalu mereka belajar mengutak-atik kamera DSLR untuk membuat sebuah video.
Selain mendengarkan penjelasan tentang kamera dari Komunitas Sangkanparan mereka juga belajar menjadi sutradara bersama sineas muda Nur Hidayatul Fitria, menulis skenario dan menggali ide dengan Lia Budi Cahyani serta praktek tata kamera bersama videografer, Teguh Rusmadi. Setelah mendapatkan teori, mereka melakukan praktek pembuatan film di sekitar lingkungan pondok pesantren, Rabu (25/4).
Pengelola Pondok Pesantren Miftahul Huda, Irfan Zakky mengatakan, pelatihan ini digelar karena pesatnya perkembangan dunia teknologi. Edukasi semacam ini sangat penting meski digelar dalam lingkungan pondok pesantren,
“Generasi muda jaman sekarang mengetahui hal referensi-referensi tayangan multimedia yang berkualitas. Bukan tidak mungkin pemikiran-pemikiran kritis itu muncul dari para pelajar yang hidup dalam lingkungan pondok,” kata dia.
Menurut Irfan, para santri juga harus memahami multimedia. Kelak, mereka akan menjadi santri yang peka perkembangan jaman. “Harapan terbesarnya adalah, munculnya tayangan-tayangan bermutu yang berkualitas yang diproduksi oleh remaja-remaja pondok.” Pungkasnya.
Pegiat Komunitas Sangkanparan, Insan Indah Pribadi mengatakan, degradasi moralitas generasi muda bisa merupakan dampak negatif dari perkembangan multimedia. Tanpa sadar, mereka terbiasa mengakses konten negatif yang berkembang dan beredar di segala platform.
“Ada pula konten-konten bermuatan ujaran kebencian. Parahnya lagi, kita sebagai generasi muda kadang latah ikut-ikutan membagikan konten video yang diragukan kebenaranya,” ujarnya.
Insan menambahkan, hasil dari pelatihan multimedia ini diarahkan untuk memproduksi konten positif. Salah satunya adalah video kampanye anti hoaks. (NS-)