Purwokertokita.com – Film dokumenter garapan pelajar SMK Muhammadiyah Majenang, Cilacap, berjudul “Penambang Pasir Citanduy” meraih penghargaan kategori Kameramen Terbaik dan Editor Terbaik pada Malam Penganugerahan Bandung Documentary Film Festival #1 di Grand Ballroom Bidakara Savoy Homan, Kamis (31/8).
Dwi Novita Sari, sutaradara film ini mengatakan, dia ingin menyuarakan kisah para penambang pasir di Majenang lewat film dokumenter yang dia buat.
“Seneng rasanya film yg mengangkat persoalan sosial tentang penambang pasir ini dapat apresiasi secara luas. Bangga juga karena dapat penghargaan,” kata Dwi, kemarin.
Ajang penghargaan film ini digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung.
Dwi menuturkan, dokumenter ini sejatinya mengangkat kisah keluarganya sendiri yang bermata pencaharian sebagai penambang pasir tradisional di aliran Sungai Citanduy. Meski bahaya mengancam, mereka tetap harus menambang di sungai untuk mengambil pasir setiap hari.
Proses riset, pengambilan gambar, hingga editing dikerjakan selama mengikuti Praktek Kerja Industri di Komunitas Sangkanparan, Cilacap. Peralatan dan pendampingan pun disediakan oleh komunitas tersebut.
Reza Khoirul Azizy, Kameramen film “Penambang Pasir Citanduy”, mengaku bangga lantaran film garapannya tersebut mendapatkan penghargaan.
“Ini penghargaan pertama yang saya terima sebagai Kameraman Terbaik. Alhamdulilah, bahagia rasanya,” ungkapnya.