Purwokertokita.com – Menyandang status jomblo menjadi momok atau kebanggan?. Hal ini menjadi menarik dibahas bagi kalangan anak muda. Nggak enaknya berstatus jomblo adalah sering menjadi bahan bullying dari teman-teman ketika bergaul. Istilah kekiniannya, Jones, Jomblo Ngenes. Nggak cuma bullying secara langsung, bahkan media sosial pun menjadi ruang yang paling rame untuk meledek jomblo.
Tapi anehnya, mereka yang menyandang status jomblo tidak pernah kapok ketika dibully lewat media sosial. Sebagian besar bahkan merasa senang ketika disebut sebagai jomblo, dan sebagian lagi justru sengaja “mempublikasikan” dirinya sebagai jomblo.
Eksis di media sosial sepertinya sudah menjadi pilihan bagi anak muda untuk menunjukan eksistensi sosialnya. Mengekspose dirinya sendiri, walaupun lebih banyak yang hanya sekedar pamer tentang hal pribadinya. Nah, momen pamer inilah yang dimanfaatkan oleh banyak jomblowan dan jomblowati untuk mempublikasikan dirinya sebagai jomblo.
Cara cepat mencari pasangan
Berharap perhatian dari orang lain terutama lawan jenis, mungkin itu alasan yang masuk akal kenapa jomblo senang eksis di medsos. Membuka ruang bagi orang lain untuk stalking dan kepo dengan akun pribadi yang dimiliki, lalu berharap ada ketertarikan yang berujung pada terjalinnya sebuah hubungan.
Ibarat memasang kail pancing dan berharap umpannya dicaplok, begitulah yang dilakukan jomblo ketika eksis di media sosial. Update status galau menjadi salah satu trik ampuh untuk menarik perhatian orang lain, berharap respon dari akun lain dan akhirnya punya teman ngobrol. Berawal dari perhatian dan ngobrol inilah para jomblo berharap bisa mendapatkan pasangan yang cocok.
Bukan hanya berharap perhatian dari orang lain, jomblo pun akan mencari kesempatan yang tepat untuk berinteraksi dengan pemilik akun lain yang dianggap sesama jomblo. Iseng-iseng berhadiah, mungkin seperti itulah anggapan para jomblo ketika stalking atau nyamber dan komen pada status yang dibuat oleh jomblo lain.
Berawal dari interaksi di media sosial, kemudian kopi darat dan timbul sebuah kecocokan untuk menjalin sebuah hubungan. Kesempatan inilah yang diharapkan oleh para jomblo, sehingga dengan telaten mereka akan eksis di media sosial.
Menghibur diri yang kesepian
Selain untuk mencari perhatian dari lawan jenis, eksis di media sosial juga menjadi penghibur bagi para jomblo. Bagaimana tidak terhibur, setiap kali buka akun medsos selalu ditanya oleh akun sendiri, facebook misalnya pasti akan selalu bertanya “Apa yang anda pikirkan?”. Ciyyeeee… ada yang selalu nanya, padahal kan nggak punya pasangan.
Selain facebook, twitter juga sangat perhatian pada penggunanya, setiap kali buka akun twitter pasti selalu ditanya “Apa yang sedang terjadi?”. Perhatian banget kan akun medsos sama penggunanya, bagi jomblo ini tentu saja sangat menghibur, nggak punya pasangan tapi setiap waktu selalu ada yang nanyain.
Di tengah kesepian dan kesendiriannya, akun media sosial menjadi penghibur yang efektif dan menjadi jembatan untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Akan lebih menyenangkan lagi kalau status yang dibuat di media sosial mendapat respon dari orang lain yang menanggapi atau ikut berkomentar di statusnya. Jadi jangan heran kalau melihat seorang jomblo yang cekikikan ketawa sendiri sambil megang hape.
Tentu saja bukan hanya alasan di atas yang membuat jomblo eksis di media sosial, banyak juga jomblo yang eksis di media sosial untuk kepentingan lain. Masarin produk dan bisnisnya misal, sekarang ini kan lagi trend pemasaran online lewat media sosial. Nah, daripada update status galau yang nggak jelas, lebih baik memanfaatkan media sosial untuk bisnis. Sambil bisnis siapa tahu bisa dapat pasangan juga.
Yudi Setiyadi