Purwokertokita.com – Selama ini perhatian terhadap buruh migran masih sangat kurang. Padahal, mereka adalah salah satu penyumbang devisa terbesar negara. Nah, bagaimana para sineas kita menyikapi kondisi buruh migran ini?
Sebanyak 31 film dokumenter tentang buruh migran bakal beradu dalam Lomba Film Dokumenter Buruh Migran, di gedung Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kamis (10/12). Kompetisi yang digelar oleh Pusat Penelitian Gender, Anak dan Pelayanan Masyarakat (PPGAPM) dan Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB) ini diikuti oleh mahasiswa dan pelajar di Jawa Tengah.
Pegiat JKFB, Canggih Setyawan merinci, peserta didominasi oleh mahasiswa Unsoed yang mengirimkan 25 buah film. Sementara sisanya merupakan kiriman dari pelajar Sekolah Menengah Atas di Cilacap, Purbalingga dan Kebumen.
“Sebelum pengumuman pemenang, 10 film dokumenter terbaik akan diputar untuk diapresiasi bersama,” kata dia, kemarin.
Dia mengungkapkan, banyaknya jumlah film yang dikumpulkan sejak 12 Oktober-5 Desember 2015 lalu, membuktikan bahwa mahasiswa dan pelajar juga memiliki kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi oleh buruh migran. Mereka ingin ikut menyuarakan melalui film.
Meski demikian, tidak semua peserta memahami teknis pembuatan film dengan baik. Sisi orisinalitas karya, cenderung diabaikan.
“Ini akan menjadi media pembelajaran yang sangat berharga terutama mahasiswa yang berminat di bidang sinematografi. Pemenang pertama nanti akan mendapatkan Piala Wakil Bupati Banyumas,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala PPAGPM LPPM Unsoed, Tyas Retno Wulan mengungkapkan, generasi muda sengaja menjadi bidikan kompetisi bertema “Perlindungan dan Pemberdayaan BMI” ini. Pasalnya, mereka harus ikut memiliki empati terhadap persoalan buruh migran yang berada di luar negeri.
“Di sekitar mereka tentu ada yang menjadi atau mantan buruh migran. Kami ingin menggugah rasa empati dan pengetahuan tentang persoalan buruh migran,”
Menurut Tyas, Provinsi Jawa Tengah termasuk salah satu wilayah yang mengirimkan TKI ke luar negeri dalam jumlah besar. BNP2TKI mencatat beberapa kota di Jawa Tengah seperti Cilacap, Kendal, Brebes, Banyumas, Pati dan Grobogan termasuk pengirim BMI terbesar di Indonesia.
Sukmana Nugraha