Purwokertokita.com – Lagi-lagi sineas pelajar memenangi sebuah kompetisi film. Kali ini kompetisi film yang digelar oleh Lembaga Ombudsman Indonesia. Seperti apa kisahnya?
Video amatir Dilarang Berjalan di Trotoar garapan Nugroho Budi Santosa dari SMA Bukateja Purbalingga dinyatakan sebagai pemenang Lomba Video Amatir Ombudsman 2015.
Penghargaan kompetisi video yang diikuti oleh peserta dari berbagai daerah ini digelar di Jakarta, Selasa (8/12) malam.
Sutradara video, Nugroho Budi Santoso mengaku sangat senang video tersebut berhasil memenangkan kompetisi ini. Video jurnalisme warga ini juga pernah menyabet penghargaan Video Citizen Journalism Terbaik pada Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014 lalu.
“Kemenangan ini cukup berarti untuk mengangkat persoalan yang ada di Purbalingga. Saya hanya ingin pemerintah setempat, instansi terkait maupun masyarakat mulai membenahi fungsi trotoar. Para pejalan kaki mempunyai hak untuk menikmati fasilitas publik itu,” ujarnya, kemarin.
Nugroho menuturkan, video garapannya tersebut memotret kondisi trotoar di sekitar Kota Purbalingga. Trotoar yang semestinya disediakan untuk pejalan kaki tapi beralih fungsi menjadi lapak pedagang kaki lima dan juga terhalang rambu-rambu.
Dilarang Berjalan di Trotoar ini pun berhasil menyisihkan 12 nominator dari 110 pengirim video. Nugroho berhak atas hadiah uang sebesar Rp 10 juta.
Anggota Ombudsman Pranowo Dahlan mengatakan, lomba ini merupakan
upaya membawa pesan secara kreatif mengenai partisipasi publik dalam mengawasi segala bentuk pelayanan publik yang ada di Indonesia. Tahun ini Ombudsman mengusung tema “Pejuang Pelayanan Publik untuk Pelayanan Publik Makin Apik”. Sementara cerita yang diangkap merupakan kegiatan sehari-hari berkaitan dengan pelayanan publik.
“Lewat lomba video amatir ini kami mengajak masyarakat untuk berkreasi mengkitisi pelayanan publik. Tercatat ada 110 video amatir yang dikirimkan. Ini tentu membuktikan tanggapan baik dan kita berterima kasih,” kata dia.
Dia menambahkan, lomba video ini diharapkan dapat menginspirasi semua pelajar muda untuk berkreasi melihat pelayanan publik yang tidak pada tempatnya. Hal itu bisa diambil gambarnya dan dibuat video sebagai bahan otokritik kepada pengampu kebijakan.
Sukmana Nugraha