Purwokertokita.com – Jika sedang berkunjung ke Banjarnegara Jawa Tengah, mungkin kamu bisa sempatkan waktu berkunjung ke Bendung Cahyana yang berada di Kelurahan Rejasa Kecamatan Madukara. Dari tempat bersejarah ini, pengunjung bisa menemukan asyiknya menyaksikan aliran sungai di sekitar bendungan
Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata Banjar Cahyana, Wiwin Purwo Setiono Bendungan Banjar Cahyana merupakan bangunan peninggalan Belanda yang diresmikan pada tahun 1912. Pada masa jayanya dulu, lanjutnya, bendungan ini mengambil air dari aliran Sungai Serayu dan mampu mengairi persawahan seluas 5.500 hektare dari Desa Banjar hingga Desa Cahyana di Kabupaten Purbalingga.
“Dan salah satu keunikan dari Bendung ini adalah saluran irigasi sepanjang 200 meter yang dibuat melewati bawah Sungai Merawu. Jadi, sungai yang mengalir di bawah sungai,” katanya, Minggu (13/12).
Namun, kata Wiwin, karena lama tak terpakai, bangunan bersejarah tersebut kini mengalami kerusakan. Sejumlah obyek vital bendungan seperti terowongan air utama di bawah pintu bendungan hingga pintu keluar tertutup lumpur.
Badan sungai dari pintu terowongan utama menuju pintu terowongan bawah sungai Merawu kurang lebih sepanjang 100 meter yang dulu selebar kurang lebih 3 meter kini lebarnya tinggal satu meter juga karena tertutup lumpur. “Ini yang menjadi perhatian utama pokdarwis. Karena itu, kami mengusulkan pada pemerintah agar bersedia melakukan upaya rekonstruksi kembali bendung Banjar Cahyana,” ucapnya.
Lurah Rejasa, Freyana Kusuma, menambahkan selain itu akses jalan setapak menuju bendungan yang berada di bawah juga membutuhkan perbaikan. Rumput dan pepohonan yang tumbuh liar menutupi bangunan juga harus dibersihkan agar obyek utama terlihat bersih. Termasuk tulisan Bendung Tjahyana 1912 yang ada di dinding bendungan.
“Kami tengah berupaya membereskan masalah perizinan dengan menghubungi pihak terkait, seperti Dinas PSDA ESDM Banjarnegara dan Provinsi. Termasuk Balai Besar Wilayah Sungai Serayu dan Opak,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, sambut baik keinginan warga Kelurahan Rejasa yang ingin membangun desa wisata. Ia mengemukakan, Desa Rejasa dianugerahi potensi wisata sejarah yang tidak ada di tempat lain, sehingga unik.
“Keunikan ini, merupakan salah satu poin penting mengembangkan kepariwisataan. Meski demikian, ada hal lain yang sepertinya sederhana namun justru menjadi faktor kunci keberhasilan pengembangan pariwisaya, yaitu kebersihan dan keramahan,” ucapnya.