Kebun Raya Pertama di Jawa Tengah, Akhirnya Diresmikan

Lingkungan, Wisata127 Dilihat
Suasana depan pintu masuk Kebun Raya Baturraden usai peresmian kebun raya pertama di Jawa Tengah oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri, Sabtu (19/12). (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Suasana depan pintu masuk Kebun Raya Baturraden usai peresmian kebun raya pertama di Jawa Tengah oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri, Sabtu (19/12).
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Setelah dinantikan selama beberapa tahun, Kebun Raya Baturraden akhirnya diresmikan oleh Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati Soekarnoputri bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya serta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Sabtu (19/12).

Peresmian tersebut juga sekaligus menandakan kali pertama Provinsi Jawa Tengah memiliki kebun raya. Dalam sambutannya, Megawati mengatakan selama ini mengaku resah lantaran Jawa Tengah tidak memiliki kebun raya seperti di daerah lainnya. “Di Jawa Barat ada kebun raya, kemudian di Jawa Timur ada Kebun Raya Purwodadi. Sedangkan, Jawa Tengah belum memiliki kebun raya,” ujarnya.

Diakuinya, selama menjabat menjadi presiden dan wakil presiden, kerap mengunjungi kebun raya dan museum yang ada di berbagai negara. Ia juga membeberkan cerita miris saat berkunjung ke pasar lelang tanaman Aalsmeer di negeri kincir angin pada suatu kesempatan.

“Tempatnya tidak begitu besar, tetapi bisa mendatangkan keuntungan yang besar. Saat itu, saya lihat tanaman kantung semar di sana dilelang dalam bentuk kecil dan harganya sekitar satu gulden per tanaman,” ujarnya.

Kemudian, ia membayangkan jika tanaman bernama latin Nepenthes adrianii bisa menghasilkan keuntungan besar jika dibudidayakan. Selain itu, ia berharap Kebun Raya Baturraden bisa mengkonservasi tumbuhan gunung yang ada di kaki Gunung Slamet.

Pemukulan kentong menandakan persemian KebunRaya Baturraden. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Pemukulan kentong menandakan persemian KebunRaya Baturraden.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang ikut meresmikan Kebun Raya Baturraden mengatakan saat ini setidaknya ada beberapa fasilitas yang sudah dibangun di kebun raya pertama yang ada di provinsi Jawa Tengah ini.

“Di Kebun Raya Baturraden ada beberapa taman tematik seperti taman paku-pakuan, taman untuk flora of java. Selain itu, dibangun juga rumah kaca, rumah anggrek, rumah kompos dan pembibitan,” katanya.

Ia mengemukakan, nantinya akan dibangun beberapa sarana pendukung seperti cottage, rumah dinas dan beberapa yang sedang berjalan dalam beberapa tahap proyek. Diakuinya, saat ini persoalan sumber daya manusia masih menjadi soal.

“Sumber daya manusia yang ada saat ini butuh pendampingan dari LIPI, karena baru ada 22 petugas. Selain itu, kendala pengelolaan belum optimal karena dari 143,5 hektare lahan yang ada baru 11,5 persen dikelola intensif,” jelasnya.

Dari data yang dimiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebun Raya Baturraden Provinsi Jawa Tengah, saat ini koleksi di kebun raya tersebut berisikan 2.637 spesimen, 571 spesies, 394 marga dan 116 suku flora.

Plang nama Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah di kawasan Perhutani KPH Banyumas Timur. (Uwin Chandra/Purwokertokita.com)
Plang nama Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah di kawasan Perhutani KPH Banyumas Timur.
(Uwin Chandra/Purwokertokita.com)

Sementara itu, Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Akmadi Abbas mengemukakan apresiasinya dengan keberadaan Kebun Raya Baturraden. Ia mengemukakan, peluncuran kebun raya bukanlah akhir, tetapi merupakan komitmen kuat untuk pelestarian flora di dalamnya.

“Apresiasi terhadap seluruh pihak terhadap konsevasi Kebun Raya Baturraden. Kami berharap setelah ini akan berkembang dan maju. Kebun Raya Baturraden ini dikelola Provinsi Jawa Tengah, kami berikan apresiasi tinggi atas komitmen pemprov selama ini,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia berharap Kebun Raya Baturraden yang berada di kaki Gunung Slamet bisa melakukan konservasi terhadap seluru tanaman di gunung jawa. Ia mengemukakan, konservasi flora merupakan tugas berat karena lahan semakin menyempit karena kebutuhan manusia.

“Kami berharap akan ada banyak pihak yang bisa diajak bekerja sama untuk penyelamatan flora gunung jawa,” ujarnya.

Saat ini, diakuinya, di Indonesia butuh setidaknya 47 kebun raya yang bisa merepresentasikan 47 tipe eko region flora yang ada di Indonesia. “Saat ini ada 27 kebun raya di Indonesia, lima di antaranya berada dibawah LIPI, sedangkan 22 lainnya berada dibawah pengelolaan kabupaten/kota atau provinsi,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan