Purwokertokita.com – Pelajar SMP Negeri 2 Baturraden punya cara unik untuk melestarikan alam. Mereka membuat aksi teatrikal sebelum menanam 500 pohon bambu di dekat mata air Mertelu, objek wisata Baturraden Adventure Forest, Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Minggu (21/1).
Puluhan pelajar yang ikut serta dalam aksi penanaman itu dibagi menjadi dua kelompok. Satunya berperan menjadi penebang pohon, sedangkan lainnya bertugas untuk menghentikan aksi perusakan.
Setelah tertangkap, anak-anak yang memerankan para perusak hutan dibawa menghadap warga dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Lestari Desa Karangsalam dan para petugas PT Perhutani KPH Banyumas Timur. Setiap bocah, membawa satu buah bibit dalam genggamannya.
Setelah berdoa bersama-sama rombongan itu berjalan sejauh 500 meter menuju mata air Mertelu. Di sana, mereka membasuh bibit pohon bambu dengan air sumber yang sangat jernih.
“Ini sebagai simbol untuk menyucikan bibit bambu agar membawa berkah bagi masyarakat pengguna manfaat air, hutan dan alam di sekitarnya,” kata seniman Padhepokan Cowongsewu, Titut Edi Purwanto, yang memimpin upacara pencucian.
Menurut Titut, menjaga alam sama dengan menjaga warisan para leluhur. Sejak dahulu, mereka bersahabat dengan alam. Hal ini harus ditularkan kepada anak cucu. Agar kelestarian alam dapat dinikmati hingga masa mendatang.
“Mata air bisa berubah menjadi air mata apabila tidak dijaga kelestariannya,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Baturraden, Tri Agus Hariyatno mengatakan, aksi penanaman pohon ini secara rutin dilakukan setiap tahun oleh LMDH Desa Karangsalam. Kali ini, pihaknya mengajak para pelajar untuk belajar melestarikan alam.
“Pohon bambu memiliki kemampuan menyimpan air tanah lebih banyak dibanding pohon pinus. Nah, anak-anak ini kelak tetap mengingat bahwa mereka pernah melakukan aksi penananam pohon bambu. Harapannya, mereka tergugah untuk menjaga kelestarian alam terutama sumber mata air,” ujarnya. (NS-)