Ini Bedanya Kebiasaan Pacaran Orang Jepang dengan Orang Banyumas

Rehat279 Dilihat
gambar ilustrasi pixabay.com
gambar ilustrasi pixabay.com

Purwokertokita.com – Pernah tinggal di negeri sakura selama tiga tahun, membuat Joko Prasetyo, anak muda yang tinggal di Purwokerto Barat ini bisa mengenal budaya dan kebiasaan masyarakat Jepang. Salah satu kebiasaan yang cukup menonjol bagi anak muda, menurut Joko adalah kebiasaan pacaran orang jepang yang sangat berbeda dengan kebiasaan anak muda Banyumas.

Joko menceritakan, ada kebiasaan pasangan muda di Jepang yang jarang bisa ditemukan di Banyumas. “Dulu saya punya teman kerja namanya Sato san dan dia punya pacar namanya Komiyama, yang menarik adalah Sato San tidak pernah menjemput pacarnya ketika mereka akan jalan keluar untuk pacaran, padahal Sato San punya mobil pribadi,” tutur Joko mengawali ceritanya.

Kebiasaan tidak menjemput pacar, ternyata dilakukan oleh mayoritas pasangan muda di Jepang. “Orang sana kalau mau pacaran ya hanya bikin janji, terus ketemuan di satu tempat baru jalan bareng. Nanti pulangnya pisah lagi, biasanya ketemuan di stasiun, karena di Jepang kereta sudah menjadi transportasi andalan masyarakat,” tutur Joko.

Meski makan bareng pacar, tetap bayar sendiri

Selain tidak pernah menjemput pasangan, saat makan bareng dengan pacar, pihak cowok dan cewek akan membayar makanannya sendiri-sendiri. “Di Jepang meskipun makan bareng pacar, ya tetap bayar sendiri-sendiri. Misal satu kesempatan cowoknya yang ntraktir maka pada kesempatan berikutnya gantian ceweknya yang akan ntraktir. Hampir semua pasangan anak muda di sana begitu, jadi tidak ada yang terbeban setiap kali makan harus bayarin,” ungkap Joko.

Joko yang pernah punya pacar sesama orang Banyumas merasakan perbedaan kebiasaan pacaran di Jepang dengan di Banyumas, “kalau di Banyumas tahu sendiri lah, setiap kali mau jalan bareng mayoritas pasti cowoknya yang harus jemput, kadang sampai keperluan pribadi cewek pun kalau mau pergi selalu minta dianter sama cowoknya, kan kaya tukang ojek jadinya”.

“Kalau makan bareng juga sebagian besar pasti cowoknya yang bayarin, makanya cowok Banyumas harus selalu keluar modal besar tiap kali mau jalan sama pacarnya,” tambah Joko yang saat ini ngidam banget pengen dapat pacar yang punya kebiasaan seperti cewek Jepang.

Tidak mudah mengumbar cinta

Menurut Joko, kebiasaan lain pasangan di Jepang yang patut ditiru adalah tidak mudah mengumbar cinta pada pasangannya. “Di Jepang, misal baru sekedar pacaran mereka tidak akan mengungkapkan “Aku Cinta Kamu”, tapi hanya mengatakan “Aku Suka Kamu” yang biasanya diungkapkan dengan kata Daisuki yang memiliki arti “Aku Suka Kamu”. Jadi kalau masih pacaran hanya sekedar suka,” kata Joko.

Joko menjelaskan, ungkapan “Aku Cinta Kamu” hanya diungkapkan oleh pasangan yang sudah menjalin hubungan serius mau menikah atau biasa digunakan oleh pasangan yang sudah resmi menjadi suami istri.

“Kalau pasangan yang sudah serius mau menikah atau pasangan suami istri, baru mereka mengatakan “Aku Cinta Kamu” yang biasanya diungkapkan dengan kata Aishitteiru. Jadi tidak mudah bilang cinta hanya untuk ngegombal, kalau sudah serius baru bilang cinta,” Jelasnya.

Kebiasaan seperti ini menurut Joko sangat berbeda dengan kebiasaan pacarannya anak muda di Banyumas, “kalau di sini kan dari awal juga sudah ngomong cinta, nggak tahu beneran cinta apa nggak. Malahan banyak juga yang udah manggil papa – mama, ayah – bunda atau sebutan lainnya untuk pasangannya. Kalau sudah putus sama pacar itu cintanya kemana ya?”.

Joko juga menceritakan, setiap musim semi yang bertepatan dengan musim bunga sakura, ada acara yg disebut Hanami (menikmati musim bunga sakura). Pasangan kekasih akan berkumpul di taman, jalan bareng, duduk berdua sambil menikmati keindahan bunga sakura.

Kadang ada juga pasangan yg tiduran di bawah pohon sambil menikmati gugurnya bunga sakura. “Musim bunga sakura itu menjadi musim yang paling romantis bagi pasangan di Jepang,” pungkas Joko.

Tinggalkan Balasan