Puasa Tetap Berwisata, Begini Saran Untuk Pengelola Objek Wisata

Ragam209 Dilihat
Taman Edukasi Pemerintah Kecamatan Sumpiuh yang dibuka baru-baru ini. (dok.kec. sumpiuh/purwokertokita)

Purwokertokita.com – Memasuki bulan Ramadan, sebagian besar objek wisata di wilayah Banyumas kerap sepi pengunjung, terutama saat siang hari. Di sisi lain, tidak semua objek dan daya tarik wisata menawarkan aktivitas selama berpuasa.

Pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Drs Chusmeru MSi menilai, datangnya bulan puasa bukan berarti mematikan aktivitas pariwisata. Dia punya trik untuk menjaga tingkat kunjungan wisatawan selama puasa.

Menurut dosen jurusan Ilmu Komunikasi Fisip Unsoed, objek wisata, baik yang dikelola kalangan pemerintah maupun swasta, dapat melakukan terobosan untuk menggenjot jumlah wisatawan. Ini empat hal yang bisa dilakukan oleh pengelola untuk menghadirkan wisata alternatif.

Pertama, pengelola bisa mengkaji motif kunjungan wisata, utamanya bagi umat Muslim. Saat pagi sampai sore biasanya akan dimanfaatkan untuk ngabuburit, sedangkan malam hari biasa digunakan untuk berwisata kuliner dan belanja.

“Objek wisata yang dikunjungi pagi sampai sore adalah wisata religi seperti masjid yang memiliki nilai sejarah dan budaya, gedung bioskop, perpustakaan atau galeri, museum dan sarana rekreasi seperti taman rekreasi, taman kota, dan Alun-alun. Destinasi lainnya yang bersifat santai seperti melihat pemandangan air terjun, danau dan pantai. Sementara saat malam hari pusat kuliner dan pusat perbelanjaan yang selalu ramai. Ini peluang yang bisa ditangkap,” jelasnya.

Kedua, pengelola dapat menciptakan suasana Ramadan pada masing-masing objek wisata. Misalnya dengan menyiapkan kemudahan bagi wisatawan untuk menjalankan ibadah sholat, menata dan menambah tempat sholat di objek wisata, atau menambah ornamen yang bersifat relijius.

“Sediakan juga tempat untuk beristirahat atau berteduh bagi wisatawan, sediakan bahan bacaan buku atau majalah yang bernuansa relijius di tempat istirahat dan mengadakan kegiatan atau menyuguhkan atraksi hiburan dengan tema yang sesuai,” kata dia.

Ketiga, apabila perlu, pengelola juga dapat memberi diskon atau harga khusus masuk objek wisata selama bulan Ramadan.
“Diskon ini akan menambah daya tarik. Terutama tempat-tempat wisata yang mudah dijangkau dengan kendaraan,” katanya.

Keempat, buka objek wisata yang dikelola sampai malam hari. Sediakan pula minuman atau makanan ringan untuk berbuka puasa bagi wisatawan secara gratis.  “Hal ini menjadi bentuk penghormatan pengelola kepada wisatawan yang sedang menjalankan ibadah puasa sekaligus menjadi bentuk investasi religius,” kata dia.

Nah, demikian saran dari dosen asal Cilacap ini. Menurut dia, cara ini bisa diterapkan oleh pengelola objek wisata, tanpa harus menggantungkan pemasukan dari pengunjung saat libur Lebaran. (NS)

Tinggalkan Balasan