Purwokertokita.com – Korban berjatuhan. Di Kabupaten Banyumas, tujuh orang meninggal akibat serangan virus dengue sejak Januari hingga Februari ini. Begitu pun di Banjarnegara. Dua kabupaten ini menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah.
Banyumas mulai Ahad lalu disibukkan dengan gerakan massal Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) setelah Bupati Achmad Husein menetapkan KLB demam berdarah.
Sekira dua pekan sebelumnya, Kabupaten timur Banyumas, Banjarnegara juga melakukan hal yang sama.
Lalu, masyarakat umum dihebohkan dengan buah yang aromanya bikin kesengsem sekaligus diyakini mampu mencegah dan mengobati demam berdarah. Jambu Biji.
Sejumlah ahli herbal mempercayai bahwa jambu biji mampu secara signifikan meningkatkan trombosit dalam darah.
Kenapa trombosit? Seperti dilansir doktersehat.com, demam berdarah disebabkan virus dengue yang menyerang sel sehat dalam tubuh manusia. Kerusakan terberat dialami sel trombosit, sebab dinding sel ini paling sensitif dan tipis dibanding sel darah lain.
Secara teori, sel rusak bisa disembuhkan, atau dicegah dari kerusakan dengan asupan nutrisi dan mineral yang dibutuhkan sel. Secara klinis, buah bernama latin psidium guajava ini banyak mengandung vitamin A, C, Mineral dan zat-zat lain yang diperlukan tubuh.
Ditilik secara kimia mulai dari buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tannin. Daun jambu biji juga mengandung berbagai asam, seperti asam ursolat, psidiolat,kratogolat, oleonolat, guajaverin.
Kandungan vitamin C dalam jambu biji sanggup memenuhi kebutuhan harian anak berusia 13 – 20 tahun yang mencapai 80 – 100 mg per hari serta orang dewasa yang mencapai 70 – 75 mg per hari.
Sejumlah perguruan tinggi, mulai dari FK-UI, Fakultas Farmasi Unair, dan BPOM melaporkan ekstrak daun jambu biji memapu mencegah demam berdarah. Sejumlah pihak kontan mulai mengembangkan jus daun jambu sebagai pencegah demam berdarah.
Meski baru bersifat pengujian pre-klinik, bahan itu juga mampu meningkatkan jumlah trombosit hingga 100 ribu millimeter per kubik tanpa efek samping. Uji pre klinik ini juga akan dilaporkan ke badan kesehatan dunia, WHO.
Efektifkah?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Leonard Nainggolan seperti dilansir liputan6.com menegaskan jus jambu belum ada penelitian pasti. Ia menduga dipilihnya jus jambu merah ini karena memiliki zat yang mempermudah meningkatkan trombrosit.
“Ini masih disinyalir, yah. Soal pastinya, belum,” ujarnya.
Namun ia juga meyakini, jika dilakukan penelitian lengkap jambu biji, kemungkinan menyembuhkan itu ada. Kata dia, Tuhan pasti memberikan penawar untuk segala macam penyakit. Kendati demikian, ia mengakui dibutuhkan eksplorasi menyeluruh.
Semoga bermanfaat.
(dari berbagai sumber)