Purwokertokita.com – Jika ada yang mengira tugas tentara hanya menjaga pertahanan dan keamanan negara, tampaknya bayangan itu harus diubah dengan melihat kerja nyata mereka di tengah masyarakat Banyumas. Setelah penetapan kejadian luar biasa demam berdarah (KLB DB) yang Bupati Banyumas, Achmad Husein pada Minggu (14/2) lalu, anggota Komando Distrik Militer (Kodim) 0701/Banyumas bahu membahu bersama warga bergerak untuk melaksanakan pemberantas sarang nyamuk (PSN).
Kegiatan ini sudah mulai dilakukan serentak pada Rabu (17/2) pagi. Gerakan PSN tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi kembalinya berjatuhan korban demam berdarah yang selama beberapa bulan terakhir jumlahnya meningkat di Banyumas.
Komandan Kodim 0701/Banyumas, Letnan Kolonel Infanteri Erwin Ekagita Yuwana, yang memimpin gerakan PSN serentak di Kampung Sri Rahayu, Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto Selatan, mengemukakan, kegiatan ini sebagai tindak lanjut pembahasan rapat di Pendapa Si Panji Purwokerto.
“Kegiatan ini adalah tindak lanjut rapat di Pendopo dan sudah disepakati mulai hari ini (Rabu, 17/2) dilaksanakan PSN serentak,” katanya kepada wartawan disela-sela kegiatan.
Ia mengemukakan, gerakan PSN yang dilakukan serentak bertujuan agar jentik yang berada di sarang tidak bisa berubah menjadi nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit demam berdarah. Bahkan, lanjutnya, nyamuk akan bisa berpindah ke tempat lainnya.
“PSN harus dilakukan serentak. Karena, apabila tidak dilakukan secara simultan akan terjadi petak umpet, artinya satu daerah sudah bersih yang satu belum. Nanti yang belum bersih, nyamuk akan bermigrasi ke daerah lain,” ujarnya.
Gerakan PSN serentak kali ini menekankan pentingnya 3M, yaitu menutup, menguras, dan mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Cara ini, diyakini lebih manjur dan murah dibandingkan dengan pengasapan yang selama ini kerap dianggap menjadi andalan, setelah tumbuh kembangnya nyamuk.
“Ini cara yang paling murah, karena pengasapan sendiri radiusnya hanya 200 meter, sesuai jarak terbang nyamuk. Sedangkan yang mati hanya yang terbang. Namun, jentik-jentiknya tidak terbunuh. Bahaya lainnya melakukan pengasapan, dikhawatirkan jika bercampur dengan air dia (nyamuk) akan mutan dan keturunan berikutnya akan resisten terhadap pengasapan, ini yang berbahaya,” katanya.
Menurutnya, gerakan serentak juga dapat meminimalkan korban DBD. Dengan demikian, lanjutnya, status KLB DB di wilayah Banyumas dapat dicabut.
“Jika gerakan (PSN) ini sukses, status KLB dapat dicabut. Karena kita melihat sendiri, kalau sudah suspect DBD di RS, penangananya harus intensif. Penurunan trombosit yang cepat, apabila tidak ditangani dengan sigap akan mengakibatkan pasien meninggal,” ujarnya.
Sementara itu, warga Kampung Rahayu, Suseno (64) berharap kegiatan PSN serentak bisa membangkitkan kesadaran warga di lingkungan tempat tinggalnya. Diakuinya, warga jarang menyadari adanya potensi banyaknya jentik nyamuk yang berkembang biak di dalam atau di sekitar lingkungan rumahnya.
“Gerakan ini bagus, karena warga jadi semangat dan sadar bahwa bahaya mengintai disekitar kita. Sekaligus juga diingatkan untuk melakukan PSN secara rutin,” ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Banyumas mengumumkan penetapan KLB DB setelah terjadinya pertambahan korban meninggal akibat penyakit yang ditularkan nyamuk Aedes agepty di Banyumas. Dari catatannya, selama 44 hari terakhir sejak Januari 2016, sedikitnya tujuh warga meninggal akibat demam berdarah.
“Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan tahun lalu yang dalam setahun teradapat satu korban,” jelas Bupati Banyumas, Achmad Husein beberapa waktu lalu.
Bupati Banyumas kemudian mengambil langkah untuk menggalakkan PSN yang sudah mulai ditinggalkan. Dengan PSN tersebut, jajaran di Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Kabupaten Banyumas sepakat untuk melaksanakan PSN mulai Rabu hingga Kamis (17-18/2).
“Jika dirasa masih kurang, kita akan lakukan hingga Jumat. Kemudian setiap minggunya, pada hari Jumat, akan rutin dilaksanakan PSN,” tambah Wakil Bupati Banyumas, Dr Budhi Setiawan.