Purwokertokita.com – Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Cilacap, BBWS Citanduy, TNI, Polri dan gabungan relawan Sabtu (9/1) ini mulai mengeruk bendungan alami Sungai Cijalu yang terbentuk akibat longsornya tebing di bibir sungai.
Kepala Pusat Komando Pengendalian BPBD Cilacap, Gatot Arif Wododo mengatakan pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat dibantu aparat gabungan dan relawan siaga bencana.
“Penanganan bendungan ini adalah dengan cara menyingkirkan material dari tengah ke bahu sungai. Tim juga membuat sodetan kanan dan kiri sungai sehingga memperlebar penampang sungai,” katanya.
Pengerukan dilakukan dengan alat berat yang dibantu aparat gabungan dan relawan dari unsur Banser, Pemuda Muhammadiyah, Tagana, SAR, PMI Cilacap, dan sejumlah unsur masyarakat lain.
“Sebelumnya, alat berat tak bisa melintas ke lokasi lantaran harus melewati medan yang amat curam. Satu-satunya jalan adalah dengan menerobos kawasan hutan milik Perhutani.
“Setelah kita berkomunikasi dengan Perhutani, alat berat BBWS boleh melintas di tengah hutan sehingga pengerjaan bisa dilakukan dengan alat berat,” jelasnya.
Pengerukan ini, kata Gatot, dipercepat lantaran dikhawatirkan akan menimbulkan bencana banjir bandang lumpur (mud flow) seperti yang terjadi pada tahun 2006 lalu.
“Saat itu, banjir bandang melanda tiga desa, yakni Lampeng, Mulyasari dan Pahonjean,” ungkapnya.
Padahal, kata dia, longsoran dan timbunan material yang saat ini ada memiliki jumlah yang lebih besar sehingga energi yang ditimbulkan juga akan besar.
“Timbunan tanah longsor yang bercampur batu dan pepohonan itu tidak segera dikeruk, bisa menimbulkan terjadinya banjir bandang yang mengancam lima desa di Kecamatan Majenang, yakni Desa Sepatnunggal, Pahonjean, Mulyadadi, Mulyasari, dan Desa Jenang,” paparnya.
Tebing longsor yang terjadi di kawasan Hutan Lindung Perhutani itu diketahui warga Desa Jambu Kecamatan Wanareja pada Minggu (20/12). Warga curiga setelah Sungai Cijalu berhenti mengalir selama beberapa waktu. Setelah turun ke lokasi, diketahui tebing telah longsor menutup aliran sungai.