Purwokertokita.com – Bupati Purbalingga, Tasdi yang ikut ambil bagian dalam perang tomat pada rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet (FGS) 2017 di Rest Area Lembah Asri (D’LAS) Desa Wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, iseng melemparkan tomat pada penonton yang menyaksikan keseruan acara ini.
Tasdi, tak segan melempar para aparatur Pemkab Purbalingga yang bersembunyi di balik pengunjung yang tak ikut perang tomat. Alhasil, para aparatur yang biasa mendampingi Tasdi dalam berbagai kegiatan harus merasakan terkena lemparan tomat ranum.
“Saya beberapa kali terkena lemparan Pak Bupati. Beruntung tomatnya tidak mengenai kamera,” kata Hardi, kamerawan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) yang tengah mengabadikan rangkaian FGS hari kedua, Jumat (22/9).
Setelah belepotan dengan tomat yang juga mengenai dirinya, Tasdi berpesan agar tidak ada dendam di antara peserta yang ikut. Menurut Tasdi, selain sebagai rasa syukur atas anugerah hasil pertanian yang melimpah, perang tomat juga sebagai ajang silaturahmi dan sarana menjalin kebersamaan dengan masyarakat, khususnya di desa Serang dan sekitarnya.
“Sekalipun ini perang tomat, jangan sampai ada dendam di antara kita. Justru dengan perang tomat ini, kebersamaan kita menjadi semakin meningkat,” kata Tasdi.
Sebelumnya, FGS diawali dengan pelaksanaan Ritual Pengambilan Tuk Sikopyah dari sumber air Sikopyah dan disemayamkan di Balai Desa Serang. Air Tuk Sikopyah ini, Besok (23/9) akan diarak menuju Rest Area Lembah Asri untuk dibagikan kepada masyarakat.
Malam harinya digelar acara Sambung Rasa serta pentas musik keroncong bareng Sundari Sukotjo dan Intan Sukotjo. Pada rangkaian FGS hari kedua, usai Perang Tomat dilakukan kegiatan Penanaman 35.000 pohon Suren di lima desa sekitar Serang.