Pemkab Banyumas Harus Berani Promosikan Kegiatan Wisata Lebih Luas

Peristiwa, Wisata274 Dilihat
Penampilan dari perwakilan kecamatan tampil pada perhelatan Festival Kentongan 2017, di Alun-alun Purwokerto. (Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Banyumas Extravaganza dan Festival Kentongan yang menjadi event andalan Banyumas pada rancangan kalender wisata dan budaya tahun 2019 dinilai belum memiliki target pengunjung yang jelas. Hal ini disampaikan Pegiat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS), Imam Basroil pada diskusi penyusunan kalender wisata Banyumas 2019, di Rumah Makan Oemah Maen Baturraden, Selasa (11/12) malam.

Imam menyoroti persoalan manajemen publikasi event tersebut. Apabila menargetkan wisatawan dari luar daerah, menurut Imam, Pemkab harus berani mempromosikan kegiatannya secara lebih luas.

“Targetnya memang belum jelas, jadi penonton masih dari daerah Banyumas dan sekitarnya, tapi memang jumlahnya sangat banyak. Kalau pasang target wisatawan dari luar daerah tentu membutuhkan manajemen penonton yang baik, agar pengunjung dari luar Banyumas merasa nyaman,” katanya.

Imam menyebutkan, Penyelenggara bisa menyediakan tribun khusus bagi penonton dan perlu juga ada penambahan rangkaian kegiatan yang dapat menjadi alternatif pilihan untuk dinikmati wisatawan.

“Penonton sedikit itu masalah, penonton terlalu banyak juga menjadi masalah. Apabila ada kegiatan tambahan, maka hal itu dapat memecah konsentrasi pengunjung di satu titik,” ujarnya.

Berdasarkan pengalaman dari kegiatan tahun sebelumnya, sambung Imam, Festival Kentongan kurang dinikmati penonton. Sebab, event berbentuk pawai tersebut mengharuskan peserta memainkan musik kentongan sembari berparade.

“Satu lagu belum selesai, sudah ganti grup yang lain. Penonton menikmati hanya sepotong-sepotong. Tahun depan perlu dicoba di dalam ruang seperti di dalam stadion GOR Satria,” tuturnya.

Menyikapi usulan perubahan konsep Festival Kentongan, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko beranggapan, event yang digelar di komplek GOR Satria tidak terlalu mendatangkan keuntungan kepada masyarakat luas. Berbeda dengan pawai jalanan yang tentu mengundang banyak pedagang.

“Perlu dipertimbangkan sisi multiplier effect-nya. Jangan hanya mementingkan kenyamanan penonton saja,” katanya. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan