Purwokertokita.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah mengeluarkan instruksi larangan anggota NU dan lembaga di bawah naungan NU mengikuti aksi 4 November 2016 di Jakarta.
“Kita larang dan kita amankan, serta jalankan instruksi pimpinan pusat kami untuk tidak berangkat ke Jakarta, kata Komandan Barisan Serbaguna Ansor (Banser) Kabupaten Banyumas, Slamet Ibnu Ansori.
Dia menilai aksi 4 November nanti sudah tidak lagi murni pembelaan agama. Ia menilai aksi 4 november itu sudah sarat dengan kepentingan politik.
“Sebab, yang dituduh menistakan Al Quran dan agama adalah salah satu calon yang kebetulan beragama lain,” jelasnya.
Ia justru khawatir, aksi tersebut melebar menjadi isu rasial atau SARA dan menyuburkan praktek radikalisme agama.
“Ya, kalau kita di NU, kemudian ditindaklanjuti kita di Banser, dalam konteks radikalisme konteks bagaimana penanganannya dan bagaimana sikap kita, saya kira sudah final. Bahwa segala upaya yang merongrong ideologi negara, mengancam pluralisme akan kita lawan,” tegasnya.
NU Banyumas, kata dia, tegas menolak praktek-praktek yang mengancam persatuan bangsa dan pluralisme.
“Sudah final sikap kita bahwa kita menjunnjung tinggi perbedaan dan pluraslime,” ujarnya.
Sementara, Sekretaris PCNU Cilacap, Hazam Bisri menegaskan sudah mengeluarkan surat edaran berisi instruksi pelarangan mengikuti aksi 4 November. Kata dia, pengurus NU mulai hari ini mendistribusikan surat tersebut ke tiap Majelis Wakil Cabang (MWC).
“Kami sudah menghubungi seluruh pengurus MWC dan basis NU untuk melarang dan mencegah anggotanya ikut aksi 4 November di Jakarta,” jalas Hazam.
Hazam menambahkan, jika pun ada warga NU atau anggota badan otonom di bawah naungan NU yang mengikuti aksi tersebut, maka yang bersangkutan dilarang menggunakan atribut NU.
“Sikap NU Cilacap jelas untuk berpihak kepada minoritas dan menjunjung tinggi pluralisme,” pungkasnya.