Purwokertokita.com – Jembatan apung pertama di Indonesia yang akan dipasang di Kawasan Segara Anakan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah siap dipasang.
Jembatan apung sepanjang 41 meter dan lebar dua meter ini dibawa dengan cara diseret sejauh 11 kilometer dari tempat perakitan (konstruksi) di Majingklak Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, menuju Desa Ujung Alang Kecamatan Kampung Laut, Cilacap.
“Seperti yang kita lihat, tadi ya, kita perlu waktu tiga jam lebih untuk membawanya ke sini (Ujung Alang),” Kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, Herry Vaza, Minggu (06/11).
Dia mengatakan, jembatan ditarik oleh lima perahu compreng. Satu perahu bertugas sebagai penarik sekaligus pusat kemudi, sedangkan empat lainnya merupakan perahu penyangga dan pendorong.
“Ini masih ditambah dengan dua perahu yang berfungsi sebagai kapal tunda. Dan beberapa perahu lain yang berfungsi sebagai pemantau,” tukas Kustoro, tokoh nelayan setempat.
Kustoro menambahkan, jembatan apung harus melewati wilayah perairan yang mengalami pendangkalan sehingga perlu pengawasan dan pengawalan dari perahu lain.
“Perahu juga perlu bermanuver di bagian perairan laguna yang sempit dan berkelok,” ujarnya.
Lebih lanjut Herry mengemukakan, dimensi jembatan yang besar dan berat ini sempat terkendala saat tubuh jembatan harus melewati aliran laguna yang sempit. Perahu kendali utama harus bermanuver agar jembatan tidak menyangkut di hutan mangrove atau kandas.
“Jadi 2015 ini study-study, kemudian di 2016 ini pemasangan dan perakitan jembatan di pinggir Sungai Citanduy. Nah, hari ini sekaligus pembawaaan ke sini (Kampung Laut) dan selanjutnya untuk dilaksanakan pemasangan di lokasi,” ujar Herry.
Herry Vaza menjelaskan, jembatan apung selanjutnya akan dirakit di lokasi yang diperkirakan memakan waktu hingga satu pekan ke depan. Jembatan ini bakal menghubungkan Desa Ujung Alang menuju Desa Klaces Kecamatan Kampung Laut yang selama ini mengandalkan perahu penyeberangan.
“Ini seperti jembatan biasa, bahannya dibuat dari baja, tetapi pontonnya dibuat dari gabungan komposit, sterefoam dan beton, agar bisa mengapung. Jembatan ini direncanakan untuk jalan kaki dan sepeda motor, ringan. (Kekuatan beban) antara satu hingga dua ton,” jelasnya.
Herry menambahkan, pilihan untuk membangun jembatan apung ini karena di Kampung Laut sulit membangun jembatan dengan konstruksi konvensional. Sebab, daratan di Kampung Laut merupakan sedimentasi yang mudah ambles. Dia mengklaim, jembatan ini lebih murah hampir sepertiga biaya yang diperlukan untuk membangun jembatan konvensional.