
Purwokertokita.com – Masyarakat di Desa Clapar Kecamatan Madukara Banjarnegara meyakini longsor besar bisa terjadi pada hari Jumat. Hal ini mengacu pada longsor di Jemblung tahun 2014 lalu yang menelan korban ratusan jiwa itu.
“Memang ada mitos Jumat keramat di kalangan warga bahwa biasanya longsor besar terjadi di hari Jumat,” kata Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo, saat berbincang dengan wartawan di Pendopo Dipayuda Banjarnegara, Rabu (30/3).
Ia mengatakan, pada saat longsor pertama di hari Kamis, ada sejumlah warga yang enggan mengungsi. Warga sempat ketakutan saat sehari setelahnya, yakni Jumat pekan lalu, hujan semakin deras dan longsoran semakin luas. “Tapi kini seluruh penduduk yang terdampak sudah berada di pengungsian semua. Kami ingin nyawa mereka selamat dulu, baru kami pikirkan relokasinya,” katanya menambahkan.
Koordinator Operasional Penanganan Bencana Clapar, Kolonel Infanteri Bastari mengatakan, saat ini jumlah pengungsi Clapar mencapai 279 jiwa atau 74 kepala keluarga. “Mereka tersebar di beberapa lokasi,” katanya.
Rumah yang mengalami rusak berat sebanyak 20 unit, rusak sedang 2 unit, empat unit rusak ringan dan 33 rumah terancam rusak.Untuk longsoran dari visual diperkiraan sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah longsoran. Rata-rata lebar longsoran 100 -200 meter, untuk area terdampak diperkiraan lebih dari 8 hektar area yg longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara, Catur Subandrio mengatakan, masa tanggap darurat dilakukan selama 14 hari sejak tanggal 25 Maret-7 April 2016. “Setiap menjelang sore selalu hujan ringan hingga sedang dan masih ada pergerakan tanah secara perlahan,” katanya.
Ia menambahkan, jika ada masyarakat yang ingin menyumbang bisa disalurkan ke Markas BPB Banjarnegara di Jalan Selamanik Banjarnegara. Sedangkan bantuan berupa uang bisa dikirimkan ke nomor rekening atas nama Peduli Bencana Banjarnegara BRI 000401036562501