Keren, Siswa SMKN 1 Kaligondang Buat Alat Pendeteksi Uang Palsu

Peristiwa175 Dilihat

PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – SMKN 1 Kaligondang menggelar pameran karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertema “Rekayasa Teknologi”, Senin-Jumat (28 Oktober-1 November 2024). Pada ajang ini, siswa memamerkan hasil inovasi di halaman kelas.

Untuk memotivasi siswa, sekolah mengkompetisikan karya para siswa. Dari sekian banyak karya, inovasi siswa kelas XI Akuntansi keluar sebagai juara.

Kelompok yang berangotakan Alika Putri, Alina, Iqfah, Naila, Rima, dan Yuni Lestari membuat mesin pendeteksi uang sederhana. Alat pendeteksi uang dibuat dari kardus dan lampu sinar ultraviolet.

Cara kerja mesin ini cukup mudah, yaitu memindai uang di bawah paparan sinar ultraviolet. Caranya, masukan uang ke dalam kotak yang dilengkapi sinar ultraviolet melalui lubang yang disediakan.

Di bawah paparan sinar ultraviolet, akan tampak pola rahasia pada lebar uang kertas yang asli. Jika uang palsu, tanda air yang tersembunyi tidak akan tampak.

Pameran mendapat respons antusias dari warga sekolah. Ruang pamer tampat dipadati pengunjung yang ingin mencoba cara kerja setiap alat yang diciptakan.

Pameranini menjadi ajang unjuk hasil karya rekayasa teknologi yang mereka kerjakan selama dua hari yaitu hari Rabu dan Kamis. Para peserta pun tampak sumringah saat mempraktikannya di hadapan pengunjung.

“Pertimbangan kami membuat alat tersebut adalah karena kita harus membuat sebuah produk yang sesuai dengan jurusan mereka yaitu akuntansi namun juga berbeda dengan kelas-kelas lain. Selain itu, situasi saat ini mengharuskan kita lebih berhati-hati dalam mengenali uang jadi karena itulah kelompok kami membuat mesin pendeteksi uang,” kata Yuni Lestari salah satu anggota tim.

Untuk membuat alat ini, mereka harus mengeluarkan biaya hingga Rp 105 ribu. Alat ini dibuat dalam waktu dua hari.

Kegiatan pameran Rekayasa Teknologi menjadi ajang untuk meningkatkan kreativitas siswa serta mendorong siswa untuk berinovasi. Teknologi tepat guna ini juga diharapkan terus dikembangkan sehingga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran sehari-hari.
“Ke depan kami harap alat tersebut bisa digunakan untuk praktik saat pembelajaran akuntansi selain nantinya menggunakan alat dari sekolah,” ujar Yuni.

Tinggalkan Balasan