Purwokertokita.com – Bulan ramadan menjadi berkah tersendiri bagi perajin beduk di Desa Keniten Kecamatan Kedungbanteng Banyumas. Pesanan beduk yang pada hari-hari biasa hanya berkisar 1-2 buah, selama Ramadan ini pesanannya meningkat hingga puluhan buah.
“Dari seminggu sebelum puasa sudah mulai ramai pesanan, sampai hari ini sudah ada pesanan 50 buah beduk lebih,” ungkap Taufik Amin (45), perajin beduk di Desa Keniten, Kamis (1/6).
Menurut Taufik, pesanan beduk paling banyak berasal dari luar daerah Banyumas, seperti Bumiayu dan Jakarta. Pemesan beduk merupakan para pengurus masjid yang memesan langsung, ada juga yang berasal dari pedagang beduk.
“Pemesan beduk paling banyak berasal dari Jakarta dan Bumiayu. Sebagian ada yang datang langsung ke bengkel kami, ada juga yang pesan lewat pedagang di luar daerah,” tambah Taufik.
Usaha pembuatan beduk di Desa Keniten ini merupakan usaha turun-temurun yang terus dilestarikan oleh keluarga Taufik Amin. Keterampilan membuat beduk dengan kualitas yang baik mereka dapatkan secara turun temurun dari keluarga.
Sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas beduk yang dia produksi, Taufik memilih kayu trembesi sebagai bahan baku utama dalam pembuatan beduk.
“Kita pakai bahan bakunya kayu trembesi, ini yang membuat beduk tidak mudah rapuh dan lebih tahan terhadap rayap. Kalau ada yang rusak juga mudah diperbaiki,” ujarnya.
Harga beduk bervariasi tergantung dari ukuran beduk yang dipesan. Tapi yang paling banyak diminati oleh pemesan adalah beduk dengan ukuran diameter 60 – 80 cm.
“Paling banyak pesan yang ukuran 60 sampai 80 cm, untuk beduk ukuran 60 cm itu harganya Rp 3,5 juta, sementara yang ukuran 80 cm harganya Rp 5,5 juta,” kata Taufik.
Pemesanan beduk biasanya akan terus meningkat sampai mendekati lebaran, untuk memenuhi pesanan beduk ini Taufik harus menambah jumlah pekerja yang berasal dari tetangganya.
“Sekarang ini sudah nambah pekerja dan harus kerja lembur juga sampai malam. Tiga hari menjelang idul fitri biasanya hari terakhir pemesanan,” ungkapnya. (YS)