BaturraJazz Ikon Baru Wisata Baturraden

Lingkungan, Peristiwa292 Dilihat

DSC_5835
Purwokertokita.com – Tak kurang dari 500 penonton memadati arena Bukit Bintang tempat perhelatan Baturraden Jazz Festival (BaturraJazz) 2015, Sabtu (17/10) malam. Mereka penasaran menyaksikan penampilan musisi jazz lokal yang beraksi pada even tersebut.

Sejak petang hingga larut malam, para penonton menikmati suguhan aransemen musik dan kemampuan para musisi jazz lokal. Melihat animo yang membludak, setiap pengisi acara berusaha unjuk gigi untuk menghibur penonton.

Konser yang digagas perdana itu dibuka dengan penampilan grup kentongan, calung dan lengger asal Desa Karangmangu, Kecamatan Baturraden. Setelah itu, band beraliran rock ‘n roll The Bottles membawakan lagu-lagu The Beattles. Secara berturut-turut band beraliran cadas mulai dari Indonesia 69 dan Revolver menghentak panggung mini.

Tempo konser pun mulai syahdu ketika band asal Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Ellsa Band tampil membawakan lagu-lagu populer milik Raisa dan Adelle dengan aransemen jazz yang kental. Ditambah lagi penampilan vokal musisi jazz solo Mutiara, paduan musik eletrik dan jazz dari Monsterland featuring

Erick “AADC”, Trio Satrio, Setiardji, Kencana Rukmi, Gosh dan Friendzone.

Pada puncak konser, musisi jazz lokal yang sedang naik daun Addie Unyiel and The Bawor tampil membawakan lagu dari album “Self Tittled EP” antara lain berjudul Ramai, Pulang dan Dancing Blues

.

“Total ada 14 penampil yang hadir malam hari ini. Ternyata band yang berminat tampil membludak menjadi 32 band. Jadi kami harus melakukan seleksi,” kata koordinator Baturrajazz 2015, Prayitno.

Dia mengungkapkan, sebagai even perdana yang digelar, Baturrajazz yang merupakan rangkaian Festival Baturraden 2015 ini terbilang sukses. Terbukti animo penonton sangat tinggi.

Prayitno berjanji, tahun depan akan menggelar even tersebut. Namun, dia berharap kualitasnya dapat lebih baik lagi.

Salah satu penonton, Herdyawan (25) mengaku terkejut dengan banyaknya penonton yang hadir. Selain karena gratis, di Purwokerto jarang ditemui tontonan jazz yang berkualitas.

“Kalau digelar rutin, itu akan memacu semangat musisi lokal untuk
memperbaiki penampilannya,” ujarnya.

Sukmana Nugraha

Tinggalkan Balasan