Awas!! Muncul Badai Baru yang Mengancam Cilacap dan Banyumas

Lingkungan, Peristiwa282 Dilihat
Angin kencang melanda dua kecamatan di Cilacap, Kecamatan Patimuan dan Kedungreja, menyebabkan beberapa desa terdampak peristiwa yang terjadi, Rabu (6/1) sore. (Istimewa/Purwokertokita.com)
Angin kencang melanda dua kecamatan di Cilacap, Kecamatan Patimuan dan Kedungreja, menyebabkan beberapa desa terdampak peristiwa yang terjadi, Rabu (6/1) sore.
(Istimewa/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Terjangan Badai Corentin yang terjadi beberapa hari lalu menyebabkan kerusakan tak terhingga di Cilacap, Banyumas dan Purbalingga. Selain merusak puluhan rumah warga, badai ini juga berhektar-hektar tanaman di lahan pertanian warga.

Nah, rupanya waspada badai belum berlalu. Begitu Badai Corentin melemah, muncul daerah pusat bertekanan rendah yang berpotensi menjadi bibit badai baru yang mengancam wilayah Jawa Tengah bagian selatan, seperti Kabupaten Cilacap dan Banyumas.

“Muncul daerah pusat tekanan rendah (low pressure) yang berpotensi menjadi bibit badai baru di Samudera Hindia barat daya Sumatera,” kata Kepala Kelompok Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Teguh Wardoyo.

Badai tropis ini menurut Teguh bisa memicu naiknya kecepatan angin, tinggi gelombang dan curah hujan di atas rata-rata. Untuk itu ia meminta masyarakat mewaspadai kemungkinan badai tersebut.

“Kalau (Badai Corentin) kemarin kita memprediksikan tiga hari ke dapan mudah-mudahan nanti hari berikutnya sudah mulai melemah. Jadi kita pantau pergerakannya sudah jauh, menjauhi perairan Indonesia,” katanya.

Kata dia, karakter badai tropis tidak bersifat lokal melainkan berdampak dalam skala lebih luas. “Beda dengan puting beliung yang bersifat lokal, sifat badai Samudera Hindia skalanya menyeluruh,” jelasnya.

Ia juga mengimbau agar nelayan dan pengguna transportasi laut mewaspadai kemungkinan gelombang tinggi akibat kecepatan angin yang naik.

Teguh Wardoyo menjelaskan, pusat tekanan rendah ini muncul setelah melemahnya badai corentin yang sempat menimbulkan angin badai di Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Purbalingga. Angin kencang disertai hujan lebat yang terjadi di sejumlah daerah ini merusak puluhan rumah penduduk dan tanaman di lahan pertanian.

Dia menambahkan, saat ini low pressure mulai mempengaruhi kondisi cuaca di Pulau Jawa. Angin dan kondisi mendung beberapa hari terakhir dipengaruhi pusat tekanan rendah tersebut. Pihaknya akan memantau perkembangan pusat tekanan rendah ini untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

“Sudah mempunyai ciri-ciri yang ekstrim lah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan